Komputer di tahun 90-an masih
asing bagiku. Pertama kali mengenalnya ketika membaca sebuah artikel tentang
“Komputer” di majalah BOBO, waktu itu usia saya masih duduk di kelas 4 SD.
“Wow, canggih sekali alat ini” teriakku dalam hati “saya bisa belajar
matematika dan pelajaran lainnya dengan menggunakan dengan menggunakan software
komputer” Rasa takjub dan penasaran untuk melihat wujud aslinya bercampur baur
di benakku. “Ibu, belikan saya alat ini” saya menunjuk gambar komputer yang ada
di artikel tersebut. “Komputer, itu mahal nak”. Saya sedikit kecewa dengan
jawaban ibu “dan kita harus memiliki ruang khusus untuk komputer tersebut
dengan fasilitas AC” lanjutnya “kita tak sanggup membelinya, nak”.
Yup, komputer pada masa itu
memang merupakan barang mewah dan belum bisa terjangkau untuk ekonomi keluarga
kami. Tahun 1997, saya mulai mengenal wujud asli komputer dan mengoperasikannya.
Saya duduk di kelas 1 SMP kala itu, “Pelajaran Komputer” merupakan salah satu
mata pelajaran ekstrakulikuler di SLTP YP PGRI Disamakan Makassar. Pelajaran
komputernya cuma sekali seminggu dan di bagi dalam dua kelompok, masing-masing
kelompok dapat jatah waktu 1 jam itupun tiap satu komputer ada dua orang siswa
yang mengoperasikannya karena hanya terdapat 10 unit komputer di laboratorium
tersebut, dan komputer pada saat itu masih menggunakan processor Intel Pentium I. Saya ingat waktu itu ruangannya full AC sehingga kami diharuskan membuka
alas kaki ketika masuk ke ruangan tersebut. Karena aturan tersebut biasanya ada
teman yang saling menjahili menyembunyikan salah satu pasang sepatu, sehingga
pada waktu keluar dari ruangan kami jadi bingung mencari pasangannya. Hehehehe…
Sistem operasi yang dipakai pada
saat itu masih menggunakan MS-DOS (Disk
Operating System) dengan latar hitam dan kaku banget. Saya masih ingat
tema-tema pelajaran komputer ketika SMP. Di kelas 1 CAWU I (di masa saya masih
pakai caturwulan) saya belajar tentang sistem operasi MS-DOS. Untuk
mengoperasikannya kita harus menghafal perintah-perintahnya, contohnya :
·
Untuk membuat direktori / folder baru bernama
LATIH, perintahnya MD [spasi] LATIH
·
Untuk mengganti direktori / folder, perintahnya CD [spasi] LATIH
·
Untuk menampilkan isi direktori, perintahnya DIR [spasi] LATIH
Dan masih banyak lagi perintah-perintah yang harus
dihafalkan, ribet deh pokoknya. Di CAWU II dan CAWU III saya mulai belajar
software aplikasi pengolah kata, bukan MICROSOFT WORD loh tapi adiknya yang
bernama WORDSTAR. Tidak seperti WORD yang bisa menggunakan mouse untuk
melakukan berbagai perintah pengeditan, karena software tersebut memakai sistem
operasi MS-DOS kita harus menghafal
tombol-tombol keyboard yang akan ditekan untuk mengedit naskah kita. Contohnya
:
·
Untuk membuat file baru tekan F lalu S
·
Untuk menyimpan naskah tekan CTRL + KS
·
Untuk mengcopy file tekan CTRL + KO
Untuk menyimpan file-file yang telah dikerjakan
menggunakan FLOPPY DISK alias DISKET dengan kapasitas penyimpanan hanya 1,44 MB
(Mega Byte) ckckckkcck… kecil banget ya, sangat jauh berbeda dengan saat ini
media penyimpanan bisa sampai Giga Byte (GB) bahkan Tera Byte (TB). CD, DVD,
Flash Disk belum kami kenal pada masa itu.
Naik di kelas 2, saya mulai
mempelajari software pengolah angka namanya LOTUS 123, hampir sama seperti
MICROSOFT EXCEL tapi tetap saja kita harus menghafal tombol-tombol yang harus
di tekan untuk melakukan pengeditan SPREADSHEET karena lagi-lagi komputernya
masih berbasis sistem operasi MS-DOS. Di
kelas 3, saya belajar pemprogaman database. Hebat ya, SMP sudah belajar
pemprograman. Nama softwarenya DBASE III PLUS. Saya ingat pada waktu itu kita
harus menghafal perintah-perintah untuk membuat data baru, menghapus data,
mengcopy data, dan lain sebagainya.
Di SMP saya hanya mengenal satu
sistem operasi yaitu MS-DOS, duduk di bangku SMU tepatnya SMUN 11 MAKASSAR saya
baru mengenal yang namanya WINDOWS, WORD, dan EXCEL dengan tampilan yang lebih
nyaman dipandang dan cara penggunaanya yang lebih efisien. Kelas 1 SMU (tahun
2000) saya sudah mengenal yang namanya internet. Di sekolah belum ada pelajaran
tentang internet. Saya mendapatkan ilmu ini dari teman sekelas saya namanya
Hamsinah alias Endang (hehehe… ga nyambung banget ya namanya). Pada tahun 2000, Warung
Internet alias Warnet masih bisa di hitung jari di kota Makassar dan tarif per
jamnya masih mahal kalau tidak salah kira-kira Rp. 6.000 s/d Rp. 12.000.
Warnet pertama yang saya datangi
terletak di jalan Sultan Alauddin – Depan MAN Model (saya lupa nama warnetnya).
Hal pertama yang diajarkan teman saya yaitu Browsing di Internet, website
pertama yang saya kunjungi adalah YAHOO karena saya ingin membuat EMAIL.
Setelah itu dia mengajarkan saya chat di MIRC. Ternyata berinternet ria sangat
menyenangkan, sejak saat itu saya ketagihan dengan internet. Tiap kali saya
punya uang jajan lebih saya pasti ke warnet entah itu untuk browsing ataupun
chatting.
Memasuki bangku kuliah saya makin
familiar dengan komputer karena saya mengambil jurusan Manajemen Informatika di
AMIK Profesional Makassar. Semester awal saya masih mempelajari program
komputer berbasis MS-DOS yaitu pemprograman BASIC dan PASCAL, di
semester-semester berikutnya saya berbagai Software dan Pemprograman antara
lain Visual Fox Pro, Corel Draw, Pagemaker, Visual Basic, C++, SQL, PHP,
Macromedia Flash dan masih banyak lagi yang lain.
Waktu memasuki bangku kuliah saya masih belum memiliki komputer pribadi alias PC di rumah apalagi yang namanya Laptop.
Padahal untuk jurusan saya memiliki komputer adalah wajib adanya. Memaklumi
keadaan ekonomi orang tua pada waktu itu membuat saya menyiasati keterbatasan
tersebut. Caranya jika di Laboratorium ada komputer yang nganggur saya pakai
saja walaupun bukan jadwal pratikum saya (terima kasih buat kakak-kakak asisten
laboratorium yang berbaik hati mengizinkan) ataukah saya ke rumah teman yang
sudah memiliki komputer dan numpang mengerjakan tugas.
Tahun 2005 (waktu itu saya
semester 5), setelah Ayah pensiun
barulah saya dibelikan komputer dengan spesifikasi Intel Pentium 4, Memori 256
MB, Harddisk 40GB. Alhamdulillah setelah 12 tahun menunggu akhirnya terkabul
juga keinginanku untuk memiliki komputer pribadi.
Perkembangan teknologi komputer
yang begitu cepat baik hardware maupun softwarenya memaksa kita untuk terus
mengetahui dan mengikuti perkembangannya. Mulai dari monitor yang dulu
berbentuk tabung kini berupa layar LCD bahkan touch screen, media penyimpanan
dari Floppy Disk ke Flash Disk, dari Processor Intel Pentium I kini berkembang
menjadi Processor Intel Dual Core. Begitu juga dari sistem operasi yang
digunakan selalu mengalami perkembangan dari tahun ke tahun. Mulai dari MS-DOS,
Windows 95, Windows 98, Windows ME, Windows 2000, Windows XP, dan Windows 7.
Begitupun dengan software-software aplikasinya terus mengalami inovasi-inovasi
baru sesuai dengan tuntutan kebutuhan masyarakat modern.
Makassar merupakan salah satu
kota besar di Indonesia, warganya pun melek akan akan teknologi komputer dan
informasi. Ini dibuktikan dengan sistem pendidikan yang ada di kota Makassar
yang mengharuskan pelajaran tentang komputer wajib ada di sekolah-sekolah dari
SD hingga Perguruan Tinggi (seperti pengalaman saya di atas). Selain pendidikan
formal, banyak juga tempat kursus komputer yang didirikan di Makassar. Pusat penjualan komputer dan toko-toko komputer
sangat mudah ditemui di Makassar antara lain MTC Karebosi, Computer City, dan
IT Trade Center (ITTC). Hal ini
membuktikan bahwa peluang pasar untuk penjualan komputer dan aksesorisnya
sangat menggairahkan.
Ada satu hal fenomenal yang berkaitan
dengan tekonogi komputer dan perkembangannya terjadi begitu cepat di
kota Makassar yaitu WARNET. Sebelum pertengahan tahun 2009 WARNET belum ada di
dekat rumah saya (di Jl. Abu Bakar Lambogo alias ABLAM). Warnet terdekat hanya
ada di Jl. Bulukunyi, Jl. Pettarani dan di Maccini (di depan jembatan
penyebrangan Jl. Urip Sumoharjo). Pertengahan 2009 saya merantau ke Jakarta dan
pada pertengahan 2010 saya kembali pulang ke Makassar. Betapa kagetnya saya “WOW…
Warnet di Makassar menjamur”. di daerah ABLAM saja sudah ada empat warnet yang
telah di buka. Pas di depan lorong saya lagi, hehehe… tak perlu lagi
capek-capek berjalan kaki jauh-jauh untuk berinternet ria dan tarifnya pun
semakin murah Rp. 2.000 s/d Rp. 3000 per jam.
Menurut prediksi saya riwayat
Warnet akan berakhir sama dengan Wartel,
awalnya menjamur tapi akhirnya akan tumbang satu per satu tergilas oleh
perkembangan teknologi yang terus berinovasi. Buktinya sekarang banyak warnet
yang gulung tikar. Apa penyebabnya?
· Karena menjamur, membuat peluang mendapatkan
pengunjung terbagi ke beberapa warnet. Sehingga banyak warnet yang terlihat
sepi cuma satu atau dua orang saja yang menggunakannya. Beda dengan dulu ke
warnet kita harus antri karena warnetnya sering penuh
· Akses internet yang semakin mudah dan murah. Munculnya teknologi wireless yang bisa di
akses di mana saja, modem eksternal dan paket dan tarif internetan yang semakin
murah
· Alat komunikasi yang semakin mobile, tidak perlu
lagi ke warnet untuk membuka email dan facebook di Handphone pun bisa.
Komputer dan teknologi informasi
dengan inovasi-inovasi barunya bukan hanya sebuah kebutuhan tapi juga trend. Dulu
waktu zaman sekolah trendnya Komputer PC, tahun 2007-2010 trendnya Laptop dan
Netbook, tahun 2010-hingga saat ini trendnya komputer tablet dengan layar sentuhnya. Entah
lima atau sepuluh tahun ke depan wajah komputer dan teknologi informasi akan
berkembang seperti apa ya???
Tulisan ini sebagai bentuk partisipasi dalam Penelitian Sejarah Komputer di Makassar