Sebuah hubungan dalam hal ini percintaan tak selamanya berjalan dengan mulus. Kadang hubungan yang terjalin sekian lama tersebut harus kandas dan putus di tengah jalan. Ada banyak faktor penyebab putusnya sebuah hubungan kekasih, entah karena perselingkuhan, duit pasangannya udah habis diporotin, salah satu pasangan ataupun keduanya sudah jenuh, tak ada restu dari orang tua, dan sebagainya.
So... After Break!!! alias setelah putus bagaimana hubungan keduanya???
Sehabis putus, tak banyak orang yang bisa menjalin hubungan baik dengan mantannya. Kebanyakan berakhir dengan permusuhan artinya mereka benar-benar putus.
Beruntunglah bagi orang-orang yang bisa menjalin hubungan baik dengan mantannya. Bahkan bisa berteman dan bersahabat.
Sebut saja Lina, dia memutuskan hubungan dengan pacarnya karena merasa jenuh dengan LDR (Long Distance Relationship) yang dijalaninya hampir 2 tahun. Rasa jenuh dan hidayah yang Tuhan berikan kepadanya membuatnya mengambil keputusan untuk mengakhiri hubungannya tersebut. Bukan karena tak sayang lagi tapi karena dia benar-benar berada dalam titik jenuh.
Setahun lebih sejak mereka putus tak ada komunikasi sama sekali diantara keduanya (Benar-benar putus), hingga suatu ketika ada sebuah sms tak dikenal nongol di hpnya. Setelah berbalas-balasan sms akhirnya Lina tahu bahwa sms tersebut dari mantannya. Lina sangat senang karena bisa menjalin komunikasi lagi dengan mantannya. Lina berharap bisa menjalin pertemanan kembali dengannya.
Tak sesuai dengan harapan Lina, mantannya ingin kembali berpacaran dengannya. Sebuah dilema memang bagi Lina di sisi lain masih ada rasa sayang dan di sisi lainnya lagi ada tekad kuat dan janji kepada dirinya sendiri untuk tidak berpacaran. Sejak terjalinnya kembali komunikasi dengan mantannya tersebut dia hampir melupakan janji dan tekadnya untuk tak masuk lagi ke lingkaran setan "cinta kepada yang bukan muhrim"
Dia pun tersadar dan menolak keinginan mantannya untuk rujuk kembali. "Sebaiknya kita berteman saja kak".
Tapi mantannya masih belum menyerah dengan penolakan-penolakan Lina. Dia masih selalu menelpon, sms, dan menggodanya. Tapi Lina tak bergeming, dia kukuh dengan keputusannya. Memang sudah tak cocok, yang satunya ingin berpacaran dan yang satunya lagi ingin berteman saja. Sering berakhir dengan pertengkaran kemudian diam, beberapa minggu kemudian sms lg, telpon-telponan lagi membahas hal yang sama. Begitu seterusnya sampai sang mantan menyerah tak menghubungi Lina kembali.
Lina merasa lega dengan hal ini. Tapi sebenarnya bukan hal yang baik juga karena memutuskan hubungan silaturahim. Lina berpikir karena sudah cukup lama dan situasi mulai mendingin mungkin mantannya sudah berubah pikiran dan sudah bisa menganggapnya sebagai teman biasa.
Pada siang Lina mencoba menelponnya, sang mantan mengangkat telepon tersebut. Tak sesuai dengan dugaan Lina, mantannya tetap saja seperti dulu membahas hal yang sama "mengajaknya rujuk".
Hufffttt... karena keduanya bertahan dengan keegoan masing-masing, hubungan mereka kembali mendingin.
"Saya pikir kakak tak akan membahas hal yang sama lagi. saya tuh pengen kita berteman seperti dulu sebelum kita pacaran. Ngobrol layaknya sebagai teman/sahabat, curhat, berbagi cerita dan pengalaman. Bukankah berteman lebih baik, lagi pula kita kan jauh. Apa enaknya LDR. Tapi sudahlah kalau kakak tak mau menganggap saya sebagai teman".
Itu sms terakhir yang dikirimkan Lina kepada sang mantan.
**************
Itulah secuil kisah, tak selamanya hubungan itu berakhir dengan baik, perbedaan prinsip dan ego membuat dua orang yang masih saling menyayangi tak menemukan titik temu untuk memperbaiki hubungan tersebut.
Jika benar-benar sayang, kita harus saling mengerti dan memahami prinsip pasangan kita.