Terkadang dalam hidup ini kita dihadapkan pada sebuah
keputusan yang begitu dilematis, yang mungkin saja menyakiti perasaan seseorang
maupun diri kita sendiri. Apakah itu sama artinya menzalimi orang lain dan diri
sendiri? Mungkin di mata sebagian besar penduduk bumi saya gadis yang tega dan
tak berperasaan. Tapi di mata Tuhan dan sebagian kecil penduduk bumi yang
memiliki pemahaman yang sama seperti saya pasti mengatakan "keputusanmu
sudah sangat tepat".
Akhir tahun 2010, Allah SWT memberikan
setitik cahaya hidayah dalam hidup saya. Berawal ketika saya membaca
artikel-artikel di bukanmuslimahbiasa.com. Seperti ada
yang mengetuk hati saya, menampar pipi saya, memukul kepala saya dengan
pentungan, dan berteriak di telinga saya keras-keras "SAAAAADAAAAARRRRR
oooooiiiiiiii APA YANG KAMU JALANI DAN BINA SELAMA INI ADALAH SEBUAH
KESIA-SIAAN DAN KEHAMPAAN".
Tak ada angin tak ada hujan, tak ada
masalah apapun, seperti biasa hubungan kami adem-adem saja. Bagaikan sebuah
petir yang cetar membahana saya memutuskan hubunganku dengannya. TEGA,
BENAR-BENAR TIDAK SOPAN, dan TANPA KOMPROMI saya memutuskan sebuah hubungan
yang terjalin selama kurang lebih 2 tahun hanya melalui SMS.
Terus terang saya menyadari keputusanku
sudah benar "Tak Ingin Berpacaran Lagi Dengan Siapapun
Karena Dalam Islam Hal Itu Sangat Dilarang", tapi
cara saya menyampaikan maksud tersebut mungkin kurang benar. Dia sangat kecewa dan
sakit hati tentu saja. Dia tak menerima alasanku, bahkan berpikiran buruk
tentangku. Demi Allah saya melakukan ini demi kebaikan kami berdua. Semoga
suatu saat dia bisa mengerti.
"Dan janganlah kamu mendekati zina, sesungguhnya
zina adalah perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk" (Al-Israa 32)
Mendekati zina saja sudah dilarang, bagaimana mungkin
anda merasa bahwa zina itu adalah hal yang dibolehkan karena anda merasa tak
ada yang melihat. Tapi ingatkah anda bahwa Allah selalu melihat apa saja yang
anda perbuat.
Anda berduaan dengan pacar yang bukan mahrom anda,
menggandeng tangan bahkan hal yang paling kotor yaitu mencium pacar yang
jelas-jelas bukan mahrom anda, hal ini adalah mendekati zina.
Bahkan Imam Hanbal berkata tidak ada dosa yang lebih
berat dosanya setelah membunuh jiwa manusia selain zina. Naudzubillah...
#BMB
Setahun lebih kami tak pernah berkomunikasi lagi.
Mungkin seperti itu lebih baik saya bisa belajar melupakan dia. Bukan hal yang
mudah sih, tapi sedikit demi sedikit rasa itu sudah mulai berkurang.
Sekitar awal tahun lalu, sesuatu yang tak pernah
kuduga sebelumnya sebuah pesan singkat terkirim di ponsel saya dan itu dari
dia. Sejak saat itu kami mulai berkomunikasi lagi.
Cinta lama mulai bersemi kembali dan ini sesuatu yang
salah. "Tak boleh tergoda lagi" pikirku saat itu. Sebuah ujian
keimanan. Allah sedang mengujiku apakah saya bisa istiqamah dengan keputusan
yang sudah saya buat.
Dia masih sama seperti yang dulu, tak paham dengan alasan penolakanku. "Saya tak ingin pacaran, saya hanya ingin sebuah pertemanan. Pemikiran saya simpel saja kalau serius datang ke rumah, kalau tidak serius kita tetap bisa berteman baik". Dia bilang "Saya serius tapi kita pacaran saja dulu". Dan saya tetap kukuh dengan pendirian saya. Kami sangat sering membahas dan berdebat tentang hal ini tapi kami tak pernah mendapatkan titik temu.
Dia masih sama seperti yang dulu, tak paham dengan alasan penolakanku. "Saya tak ingin pacaran, saya hanya ingin sebuah pertemanan. Pemikiran saya simpel saja kalau serius datang ke rumah, kalau tidak serius kita tetap bisa berteman baik". Dia bilang "Saya serius tapi kita pacaran saja dulu". Dan saya tetap kukuh dengan pendirian saya. Kami sangat sering membahas dan berdebat tentang hal ini tapi kami tak pernah mendapatkan titik temu.
Mungkin kami benar-benar tak bisa
membuat kecocokan satu sama lain. Daripada seperti itu terus saya sekali lagi
HARUS TEGA dan membuatnya kecewa lagi. Semoga suatu saat nanti dia mendapatkan
hidayah dan memahami alasan saya.
Biarlah kau murka padaku, tapi aku lebih
takut dengan murka Allah
Aku bersyukur, aku tersadar sebelum aku
tersungkur
Maafkan aku, aku lebih rela kehilangan
cintamu daripada aku harus kehilangan cinta sejatiku. Allah Subhanahu Wa Ta'ala
4 comments
Nggak tega kamu jomblo terus.. soalnya dapet kata2 dari Abinya Nafisa di 'Tukang Bubur Naik Haji' kalau obat patah hati itu dapat hati yang baru.. he.. he.. SEMOGA dapat yang serius berkomitmen ya ^_^
ReplyDeleteSmoga diberi yg tbaik
Deleteaduuuh, kudu tega ya? syaa masih belum bisa >.<
ReplyDeleteterus semangat ngeblog yaaa ...
salam manis,
Arga Litha
iya.. kudu mbak ^^
DeleteSilakan Berikan Komentar, Saran, dan Kritik Untuk Postingan Ini, yang sopan ya ^^ dan please jangan spam