dan makin kepikiran
Metode penyampaian seperti apa yang harus saya terapkan dan saya juga harus mempersiapkan mental menghadapi anak-anak itu. Hufffttt... It is not easy for me!!!!
After Briefing Kelas Inspirasi kemarin, saya banyak berdiskusi dengan ibu saya yang seorang guru TK. Tentunya beliau lebih tahu, lebih banyak ilmu dan pengalaman yang bisa di bagi kepada saya.
Ibu saya banyak memberi saya masukan yang berharga tentang cara mengajar hingga bahan mengajar.
"Kalau kamu tuh harusnya pakai metode mengajar yang ga usah banyak menjelaskan. Harus lebih ke visual". Ibu saya menyarankan. "Mewarnai gambar saja, yang ada hubungannya dengan cita-cita atau profesi misalnya dokter atau polisi, dan lain-lain". Tambahnya.
"Kalau mewarnai agak sulit mereka harus punya pensil warna/krayon. Kan tidak semuanya membawa alat gambar. Kalau saya yang sediakan... aduh... kalau misalnya dalam satu kelas ada 30 anak di kali berapa kelas jadi saya harus menyediakan puluhan bahkan ratusan krayon/pensil warna". Saya ingin menerapkan metode "Belajar Sambil Bermain" tapi bagusnya kayak gimana ya mom?
Beberapa menit kami terdiam. Berpikir dan mencari ide.
"Kotak ajaib saja" Suara ibu memecah keheningan ruang keluarga.
"Kotak ajaib?" Tanyaku penasaran. Kalau dengar kata ajaib-ajaib gitu saya jadi ingat tokoh di komik karya Fujiko F Fujio.
"Kamu buat kotak, kotak itu berisi guntingan kata-kata yang akan dicocokkan dengan gambar yang kamu sediakan. Biar tidak kacau kelasnya. Kamu bagi per kelompok. Misalnya dalam satu kelas ada 24 orang, kamu bisa bagi 3 kelompok masing-masing 8 orang. Masing-masing kelompok kamu beri nama sesuai nama kotak ajaibnya misalnya kelompok Dokter nah gambarnya berhubungan dengan kesehatan dan alat-alat kedokteran, kelompok Polisi gambarnya yang berhubungan dengan polisi, dan seterusnya".
"That is brialiant" Ucapku senang dengan ide tersebut.
"Dan kelompok yang lebih cepat dan lebih tepat dalam mencocokkan gambar saya beri hadiah" tambahku.
"Selain itu apalagi ya mom?". Saya masih mencari ide tambahan agar saya ga mati gaya kalau-kalau waktuku belum sampai 30 menit.
"Kamu bisa coba permainan Kalimat Berantai dan Tebak Kata". Ibu memberi ide lagi. Senang banget deh bisa punya ibu kreatif ^^
H-1 Hari Inspirasi. Persiapan untuk mengajar besok belum tuntas semua. Saya telat pulang dari kantor, kahirnya saya membuat berbagai persiapan untuk Hari Inspirasi sampai pukul 01.00 WITA. Aduh... Ya Allah mental belum dipersiapkan dengan baik. Ya Allah semoga besok segala berjalan lancar. Aamiin.
5 Maret 2014 - HARI INSPIRASI
Padahal sudah diinfokan sehari sebelumnya Tim 1 harus sudah ngumpul di lokasi pukul 07.00 WITA.
Semoga apa yang kami lakukan hari ini bermanfaat dan bisa menginspirasi anak-anak Indonesia terutama untuk siswa-siswi SDN Inpres 1 Perumnas.
Untuk saya pribadi, benar-benar hari yang seru dalam hidupku. Dan saya rasa ini lebih menegangkan dari ujian meja saudara-saudara. "Menjadi guru sehari, itu sesuatu" pengalaman yang tak terlupakan.
Salah satu mimpi saya sudah terwujud "Ingin Menjadi Guru seperti ibu saya" walau hanya sehari.
Terus terang bagi saya bukan hal yang mudah untuk menghadapi puluhan anak kecil apalagi yang baru kita temui. Berkomunikasi dengan mereka, mengambil hati mereka, dan membuat mereka memperhatikan kita yang ada di depan kelas. Alhamdulillah, Allah memudahkan semuanya
Motivasi saya untuk ikut berpartisipasi dalam Kelas Inspirasi 2014 ini adalah untuk memberikan inpirasi kepada anak-anak SD, bahwa walaupun kita memiliki keterbatasan hal itu bukan halangan untuk meraih mimpi.
Salam Inspirasi!!!
Gara-gara terjebak hujan plus nyasar syukurnya ga kena macet. Terus terang saya tidak tahu letak SDN Inpres 1 Perumnas. Waktu Briefing kemarin diinfokan letak sekolahnya di belakang Puskesmas Kassi-Kassi memang benar ada sekolah disitu tapi ternyata lokasinya salah (Ini akibat ga ikutan cek lokasi nih bareng satu tim). Setelah bertanya sana-sini dimana SDN Inpres 1 Perumnas di Jl. Bonto Dg. Irate, Alhamdulillah akhirnya ketemu juga sekolahannya. Terima kasih buat ina (kawan yang dengan sukarela mau membonceng saya kesana-kemari dan menemani serta membantu saya selama Hari Inspirasi, oh iya.. buat kak Indri juga Terima kasih).
Kami tiba di sekolah pukul 08.00 telat sejam saudara-saudara. Acara pembukaan sudah selesai dan teman-teman sudah masuk ke kelas masing-masing. OMG...
Beruntung ketemu sama Nunung (Fasilitator untuk TIM 1) yang sibuk mondar-mandir dari satu kelas ke kelas lainnya.
"Dari mana ki bu?" Sapa Nunung.
"Maaf ya... saya telat soalnya nyasar". Saya merasa malu datang terlambat.
"Oh.. iye..iye... masuk ma ki pale' di kelas".
"Di kelas berapa?"
"Kelas 3"
"Oke"
"Mana ID Card ta?"
"ID Card? Astagfirullah... saya lupa". Hadeh... saya merasa malu untuk kedua kalinya. Sudah telat datang lupa ID Card pula.
Saya dan Nunug masuk ke kelas 3. Kami minta permisi sama guru kelasnya untuk bisa mengajar sekitar 30 menit di kelas tersebut. Tapi kata Ibu gurunya tunggu sampai pukul 08.30 WITA karena beliau lagi memberi tugas sama murid-muridnya.
Jadi saya harus menunggu 30 menit lagi. Sebenarnya selama jeda 30 menit itu ada beberapa hal tak terduga yang terjadi. Pengen diceritakan sih disini tapi saya skip saja ya takut melanggar 7 Sikap Dasar Kelas Inspirasi. Saya tulis di diary saja.
Kelas 3
Pukul 08.30 saya masuk ke kelas 3. Di bilang gugup... ya gugup banget. Tapi lebih gugup lagi waktu ngajar pertama kali di kelas yang tadi saya skip untuk diceritakan. Sampai blank ga tahu harus mulai dari mana. Berbagai persiapan kata-kata untuk mengajar buyar semua.
Di kelas 3 ini saya mulai bisa mengatasi kegugupan saya. Beruntung kelas ini cukup tenang.
Saya bisa mengenalkan diri saya dan profesi saya dengan baik. Saya juga bisa menjelaskan apa-apa saja dilakukan profesi saya setiap hari saat bekerja.
Dialog saya dengan anak-anak kelas 3 cukup menuai respon. Jika saya bertanya, mereka bisa paham dengan apa yang saya ucapkan dan mereka bisa menjawab pertanyaan saya dengan baik. Alhamdulillah.
Di kelas ini, saya tidak memakai kotak ajaib seperti persiapan yang saya ungkapkan diatas. Karena saya melihat respon mereka cukup baik terhadap saya.
"Main Tebak Gambar" saya membawa tablet dimana tadi sudah saya isi dengan gambar-gambar dari berbagai profesi. Senang sekali... anak kelas 3 ini pintar-pintar, hampir semua gambar ditebak dengan benar. Kecuali satu profesi. Profesi apakah itu ???
"Penyelam" dan hanya satu anak yang bisa menjawabnya dengan benar. Dan dia mendapatkan hadiah yang sudah saya siapkan beberapa hari yang lalu.
Kelas 2
Kelas yang cukup kacau menurut saya. Tapi anaknya manis-manis.
Waktu saya masuk ke kelas itu mereka lagi mengerjakan tugas matematika dari guru kelas pengganti.
Situasinya cukup kacau karena ada yang lagi berkumpul di meja guru untuk mengumpulkan tugasnya, ada yang ke bangku temannya untuk bertanya ke temannya yang lebih paham, ada yang lari ke sana ke mari. Pokoknya ribut banget.
Ketika baru masuk ke kelas itu, saya langsung disapa oleh seorang anak laki-laki yang bertubuh agak gemuk.
"Kak.. kak... sini ki dulu". Anak laki-laki itu memanggil saya setengah berteriak. Saya pun menuju ke bangkunya yang berada di baris kedua.
"Kenapa?"
"Kak lihat ki dulu ini tugas ku, betul mi ini". Tanyanya sambil memperlihatkan buku tulisnya. Saya pun membantu anak itu mengecek tugasnya. Anak-anak yang lain ikut mengerubungi kami. Tugas matematika mereka waktu itu adalah pembagian.
"Iya, hampir betul mi semua. Tapi masih ada satu yang salah dek. 54 bagi 9 berapa?" anak-anak yang mengelilingi saya terdiam.
"Jawabannya 6"
Terdengar teriakan ibu guru menenangkan kelasnya.
"Tenang semua!!! duduk di tempatnya masing-masing!!! Ini ada kakak yang mau mengajar di kelas ini!!!
Anak-anak kelas 2 kembali ke tempat duduknya masing-masing mendengar instruksi gurunya.
"Tutup bukunya!!! Jangan ada yang mengerjakan tugas lagi!!! Nanti setelah istirahat baru dikerjakan lagi!!!" Ibu guru berkali-kali mengulang perintah ini tapi masih saja ada anak yang mengerjakan tugas. Saya sangat senang melihat semangat belajar mereka.
Tak Jauh berbeda dengan anak-anak di Kelas 3. Mereka juga memberi respon yang baik. Saya menggunakan kotak ajaib di kelas ini. Tapi saya tidak membuat per kelompok. Karena setelah di tinggalkan oleh gurunya, kelasnya menjadi agak kacau. Selain itu kami main "Tebak Gambar" menggunakan gambar-gambar yang sudah saya print dan juga gambar yang ada di tablet saya.
ISTIRAHAT / KELUAR MAIN
Kami TIM 1 Beristirahat di aula. Pada waktu istirahat ternyata tim kami bertambah (Telat tahu karena ga ikut waktu pembukaan tadi pagi). Waktu Briefing relawan pengajar yang hadir hanya ada 5 orang. Alhamdulillah pada Hari Inspirasi bertambah dua orang relawan. Untuk relawan pengajar seorang dokter namanya Muh. Wahdiyat dan seorang relawan videografer namanya Lia Lestari mahasiswi cantik Jurusan Komunikasi Universitas Hasanuddin.
Kelas 1
Sehabis istirahat/keluar main, saya ditugaskan masuk ke kelas 1. Kelas yang agak kacau memang. Beruntung guru kelas 1 membantu saya menenangkan kelas tersebut. Sedikit berbeda dengan dua kelas sebelumnya. Setelah saya memperkenalkan diri dan menjelaskan profesi saya. Di kelas ini saya mengajak anak-anak untuk bernyanyi.
"Anak-anak suka menyanyi?" Teriak saya, karena kelasnya masih sedikit ribut.
"Sukaaaa...." Mereka menjawab serentak
"Ada yang tahu lagunya 'disini senang disana senang'"
"Tahu bu"
"Oke bagus, kali ini bukan cuma nyanyi saja tapi pakai gerakan atau bahasa isyarat"
"Ayo nyanyi dan ikuti gerakan saya ya"
Kami pun bernyanyi sambil menggunakan bahasa isyarat. Ibu guru kelas 1 juga membantu saya memandu anak-anak menyanyi. Kami melakukannya berulang-ulang sampai anak-anak menghafal gerakan isyarat tersebut. Subhanallah mereka senang sekali.
Setelah asyik bernyanyi, keadaan kelas mulai tenang.
Kotak ajaib pun ku keluarkan. Saya menaruh gambar-gambar di atas meja yang berhubungan dengan profesi dokter, polisi, dan guru. Di kelas ini saya bisa menerapkan kotak ajaib dengan baik.
Setelah bermain kotak ajaib. Kami kembali bernyanyi. Tapi saya menantang anak-anak kelas 1, siapa yang sudah hafal lagu dan gerakan isyaratnya lagu "disini senang disana senang". Yang berani naik di depan kelas memandu teman-temannya bernyanyi akan dapat hadiah dari saya.
Beberapa anak angkat tangan. Saya salut dengan keberanian mereka. Saya pun memilih salah satu murid.
Senang sekali mereka bernyanyi dengan riang.
PENUTUPAN
Subhanallah... benar-benar pengalaman yang seru takkan terlupakan deh. Jauh dari perkiraan saya. Saya sudah berpikir yang tidak-tidak sebelumnya. Terima kasih ya Allah engkau telah memudahkan semuanya.
Acara penutupan untuk Tim 1, kami lakukan di Aula soalnya lapangan sekolah tergenang air.
Haha... agak sedikit kacau sih penutupannya. Karena kami kewalahan menenangkan puluhan anak di aula tersebut. Ide untuk acara penutupan waktu briefing kemarin menggunakan balon. Cita-cita mereka di tulis pada kertas dimasukkan ke dalam balon, setelah balon-balon itu di isi gas helium baru diterbangkan.
Tapi sayang kami kena tipu oleh penjual balon. Juga ada miss komunikasi dengan penjual balon tersebut.
Ini balonnya sudah ditiup duluan itupun ga pake helium (Mana bisa terbang balonnya).
Yaa... apa boleh buat ada sedikit perubahan ide tapi masih tetap pake balon sih. Balonnya ditempeli kertas yang bertuliskan cita-cita mereka. Setelah itu balonnya diletuskan.
Semoga apa yang kami lakukan hari ini bermanfaat dan bisa menginspirasi anak-anak Indonesia terutama untuk siswa-siswi SDN Inpres 1 Perumnas.
Untuk saya pribadi, benar-benar hari yang seru dalam hidupku. Dan saya rasa ini lebih menegangkan dari ujian meja saudara-saudara. "Menjadi guru sehari, itu sesuatu" pengalaman yang tak terlupakan.
Salah satu mimpi saya sudah terwujud "Ingin Menjadi Guru seperti ibu saya" walau hanya sehari.
Terus terang bagi saya bukan hal yang mudah untuk menghadapi puluhan anak kecil apalagi yang baru kita temui. Berkomunikasi dengan mereka, mengambil hati mereka, dan membuat mereka memperhatikan kita yang ada di depan kelas. Alhamdulillah, Allah memudahkan semuanya
Motivasi saya untuk ikut berpartisipasi dalam Kelas Inspirasi 2014 ini adalah untuk memberikan inpirasi kepada anak-anak SD, bahwa walaupun kita memiliki keterbatasan hal itu bukan halangan untuk meraih mimpi.