Pernahkah kamu merasa takut ketika di bonceng motor?
Pernahkah kamu histeris duluan ketika ada kendaraan yang mendekati kendaraanmu?
Pernahkah kamu menganggu kenyamanan orang yang sedang memboncengmu?
Kalau ya, artinya kamu sama seperti saya :)
Entah kapan tepatnya kebiasaan buruk itu menjangkiti saya.
Takut kalau motornya melaju terlalu kencang
Histeris bahkan sampai berteriak jika ada seorang pengendara yang menyalip
Rasa takut yang berlebihan sehingga membayangkan hal-hal yang belum terjadi.
Beberapa tahun lalu saya tak seperti itu!
Dulu saya malah senang dan merasa adrenalin terpacu jika motor tersebut melaju kencang. Saya ingat beberapa tahun yang lalu saya berboncengan dengan kakak sepupu. Motornya melaju sangat kencang menyusuri jalan Metro yang terkenal dengan tikungan-tikungannya yang tajam yang telah merenggut banyak korban. Tak ada rasa takut sama sekali dalam diri saya.
Saya juga ingat, ketika office boy tempat kerja saya dulu sering mengantar saya ke tempat user di daerah tol Ir. Sutami. Waktu itu belum seramai sekarang dan jalannya masih mulus. Saya malah menyuruh dia untuk menambah kecepatan motornya alias balap, dan saya juga tidak takut dan was-was.
Mungkin perubahan itu terjadi karena adanya pengalaman pribadi ataupun juga melihat kecelakaan secara langsung tepat di depan mata.
Dibilang trauma mungkin iya. Beberapa kali jatuh dari motor menyebabkan saya sedikit trauma.
Ditambah melihat beberapa kecelakaan yang cukup tragis menambah trauma tersebut.
Saya pernah melihat kecelakaan di depan gedung Prima Adhyaksa (Jl. Veteran). Pemuda yang mengendarai motor besar tersebut melaju kencang dan akhirnya terjatuh karena ingin menyalip kendaraan yang ada di depannya.
Ada satu kejadian lagi, ketika saya naik pete-pete menuju sudiang. Tepatnya dekat kampus UKI Paulus. Arus kendaraan cukup padat waktu itu. Seorang bapak yang sedang mengendarai kendaraan bermotor ingin menyalip pete-pete yang saya tumpangi. Tapi nasib sial yang menimpanya. Dia terjatuh dari motor dan tangannya dilindas ban pete-pete. Astagfirullah, benar-benar terasa waktu pete-pete yang saya tumpangi itu melindas tangan bapak tersebut.
Perasaan takut dan was-was karena terbayang peristiwa demi peristiwa tersebut membuat saya kurang nyaman jika dibonceng motor. Tentu juga menganggu kenyamanan orang yang membonceng saya. Terutama adik saya yang tiap hari mengantar-jemput dari dan ke tempat kerja.
Dia biasanya sewot kalau saya sudah berteriak histeris di atas motor ketika ada kendaraan yang menyalip baik dari depan maupun belakang.
Begitu pun dengan kawan-kawan saya. Saya sebenarnya agak malu kalau ketahuan bahwa saya ini penakut. Contohnya baru-baru ini ketika saya nebeng di motornya Latifah untuk menghadiri kopdar Bloof. Ini pertama kalinya saya boncengan sama dia. Dia langsung tahu kalau saya takut. Kaget secara spontan dan itu terasa dari genggaman tangan saya ketika berpegangan di pinggangnya.
Hehe... kami tertawa geli di atas motor, menertawakan ketakutan saya yang tak seharusnya takuti.
Btw, ada yang bisa beri solusi untuk mengatasi dan menghilangkan rasa takut tersebut?
Pernahkah kamu histeris duluan ketika ada kendaraan yang mendekati kendaraanmu?
Pernahkah kamu menganggu kenyamanan orang yang sedang memboncengmu?
Kalau ya, artinya kamu sama seperti saya :)
Entah kapan tepatnya kebiasaan buruk itu menjangkiti saya.
Takut kalau motornya melaju terlalu kencang
Histeris bahkan sampai berteriak jika ada seorang pengendara yang menyalip
Rasa takut yang berlebihan sehingga membayangkan hal-hal yang belum terjadi.
Beberapa tahun lalu saya tak seperti itu!
Dulu saya malah senang dan merasa adrenalin terpacu jika motor tersebut melaju kencang. Saya ingat beberapa tahun yang lalu saya berboncengan dengan kakak sepupu. Motornya melaju sangat kencang menyusuri jalan Metro yang terkenal dengan tikungan-tikungannya yang tajam yang telah merenggut banyak korban. Tak ada rasa takut sama sekali dalam diri saya.
Saya juga ingat, ketika office boy tempat kerja saya dulu sering mengantar saya ke tempat user di daerah tol Ir. Sutami. Waktu itu belum seramai sekarang dan jalannya masih mulus. Saya malah menyuruh dia untuk menambah kecepatan motornya alias balap, dan saya juga tidak takut dan was-was.
Mungkin perubahan itu terjadi karena adanya pengalaman pribadi ataupun juga melihat kecelakaan secara langsung tepat di depan mata.
Dibilang trauma mungkin iya. Beberapa kali jatuh dari motor menyebabkan saya sedikit trauma.
Ditambah melihat beberapa kecelakaan yang cukup tragis menambah trauma tersebut.
Saya pernah melihat kecelakaan di depan gedung Prima Adhyaksa (Jl. Veteran). Pemuda yang mengendarai motor besar tersebut melaju kencang dan akhirnya terjatuh karena ingin menyalip kendaraan yang ada di depannya.
Ada satu kejadian lagi, ketika saya naik pete-pete menuju sudiang. Tepatnya dekat kampus UKI Paulus. Arus kendaraan cukup padat waktu itu. Seorang bapak yang sedang mengendarai kendaraan bermotor ingin menyalip pete-pete yang saya tumpangi. Tapi nasib sial yang menimpanya. Dia terjatuh dari motor dan tangannya dilindas ban pete-pete. Astagfirullah, benar-benar terasa waktu pete-pete yang saya tumpangi itu melindas tangan bapak tersebut.
Perasaan takut dan was-was karena terbayang peristiwa demi peristiwa tersebut membuat saya kurang nyaman jika dibonceng motor. Tentu juga menganggu kenyamanan orang yang membonceng saya. Terutama adik saya yang tiap hari mengantar-jemput dari dan ke tempat kerja.
Dia biasanya sewot kalau saya sudah berteriak histeris di atas motor ketika ada kendaraan yang menyalip baik dari depan maupun belakang.
Begitu pun dengan kawan-kawan saya. Saya sebenarnya agak malu kalau ketahuan bahwa saya ini penakut. Contohnya baru-baru ini ketika saya nebeng di motornya Latifah untuk menghadiri kopdar Bloof. Ini pertama kalinya saya boncengan sama dia. Dia langsung tahu kalau saya takut. Kaget secara spontan dan itu terasa dari genggaman tangan saya ketika berpegangan di pinggangnya.
Hehe... kami tertawa geli di atas motor, menertawakan ketakutan saya yang tak seharusnya takuti.
Btw, ada yang bisa beri solusi untuk mengatasi dan menghilangkan rasa takut tersebut?