Assalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh....
Selamat Lebaran
Mohon Maaf Lahir dan Batin
Maaf ucapannya telat, soalnya dua minggu ini sibuk mudik. Ga punya waktu banyak untuk ngeblog. Yah... ga apa-apa lah nge-blognya libur sementara dulu ya ^^ hehehe... HaPe saya pun juga "tena ni jampangi" maksudnya dicuekin saja selama dua minggu. Pesan-pesan di WA sudah ribuan, notifikasi di medsos pun sudah ratusan.
Karena belum bisa move on dari mudik lebaran ini saya ingin berbagi kisah seru mudik lebaranku dengan kalian. Lebaran ini saya mudik di dua kota, yang pertama ke Makassar setelah itu lanjut ke Tanjung Pandan.
Lebaran ini so special guys, soalnya setelah dua tahun kami akhirnya bisa berlebaran dengan full team.
Yup... soalnya selama dua tahun kami lebaran di Tanjung Pandan tanpa adik saya yang pertama "Rezky" beserta istrinya. Baru tahun ini kami berkesempatan berlebaran di Makassar dan kali ini keluarga kami nambah anggota baru yaitu ponakan saya "Baby Cantik Maleyka" (ntar lagi nambah satu ponakan lagi).
Saya mudik ke Makassar pada hari Jumat tanggal 1 Juli 2016, habis pulang dari kantor langsung ke bandara Halim Perdana Kusuma. Di Bandara sudah ada Bapak yang menunggu karena transit dari Tanjung Pandan dan kami memang memesan pesawat yang sama. Sampe di Halim, Subhanallah... antriannya mengular puuuaaannnnjjjjjaaaannnnggggg (ya iyalah musim mudik). Untungnya datang dari lebih awal dari jam keberangkatan, jadi ga deg-degan ^^
Makassar
Sampai di Makassar sekitar pukul jam 9-an waktu Indonesia Bagian Tengah. Sembilan bulan tak ke Makassar banyak perubahan yang terjadi di kota kelahiran saya salah satunya jalan by pass di depan jalan masuk Bandara Sultan Hasanuddin, banyak hotel-hotel baru, dan reklamasi Pantai Losari.
Turun dari Taxi Ibu, Adik saya, beserta si Maleyka sudah menjemput di ujung lorong. Aihhh.... senang banget bisa melihat si Maleyka secara langsung biasanya cuma lihat dia kalau lagi video call-an via line dengan adik saya. She is a pretty baby.
Rumah yang awalnya sepi yang hanya di huni oleh adik bungsu saya, kini menjadi lebih ramai, lebih hidup, penuh canda dan tawa. Kehadiran Maleyka yang kini berusia 10 bulan membuat keluarga kami makin seru karena dia lagi lucu-lucunya, lagi cerewet-cerewetnya, lagi lincah-lincahnya, dan lagi mencoba belajar berdiri dan berjalan.
Ada satu hal yang saya nanti-nantikan ketika berkumpul dengan kedua adik saya. Saya tiga bersaudara, kedua adik saya laki-laki semua. Kami memiliki karakter yang berbeda-beda tapi ada satu kesamaan kami, sama-sama suka nonton film. Kami jarang nonton di bioskop, yang kami lakukan adalah nonton film-film box office entah itu DVD atau download dari internet. Ah... itu momen yang paling menyenangkan.
Sahur perdana di Makassar, ibu saya memasakkan makanan favorit request dari saya yang sudah lama tak dicicipi selama berada di Jakarta. Sayur santan labu kuning dan ikan mairo/teri masak kuning plus sambel mangga itu semua makanan kesukaan saya, lebih enak dari pizza guys :)
Pagi pertama di Makassar saya menyempatkan diri untuk ke Oriflame cabang Makassar untuk mengambil orderan (disitulah serunya ber-Oriflame-an bisa order di cabang mana saja) hehehe lama banget ga ke cabang, dulu waktu di Makassar saya sering banget ke kantor ini. Lokasinya gampang di akses dan dekat dari rumah saya, beda dengan kantor-kantor cabang Oriflame di Jakarta, memang aksesnya gampang tapi buat kesana butuh waktu yang lama dan antrian yang panjang. Misalnya Kantor Oriflame Rawamangun saya tinggal naik metromini 03 saja atau Kantor Oriflame Sudirman saya bisa naik busway. Hehehe... tapi capek dan tua di jalan. Benar-benar terasa bedanya, makanya selama di Jakarta saya baru satu kali mengunjungi cabang tersebut, kalau mau ke sana lagi saya mikir-mikir.
Pulang dari kantor Oriflame saya naik pete-pete (sebutan untuk angkot) dan bertemu dengan guru SD saya. Awalnya saya tak mengenali beliau (terus terang beda banget dengan yang dulu). Beliau yang menengur saya duluan.
"Kamu Nur Sahadati kan?". Sapa beliau.
"Iya bu". Jawab saya sambil bingung kenapa ada orang tahu nama lengkap saya.
"Kamu masih ingat saya? Saya guru kamu". Melihat saya tampak bingung, beliau mencoba membuat saya ingat siapa dirinya.
"Oh iya, ibu Sudarmi ya. Guru Bahasa Indonesia saya waktu SMP". Saya mencoba mengingat dan menebak, memang sih sekarang wajahnya mirip guru SMP saya.
"Ah... bukan, saya guru SD kamu waktu kelas 4". Hehe.... mungkin dalam hatinya berkata dasar murid durhaka tak tahu balas budi, kamu tak bisa tahu perkalian dan pembagian kalau bukan saya.
"Astagfirullah.... ibu Rabiah, maaf bu". Hehe... malu deh salah ingat dan salah tebak, soalnya dulu ibu Rabiah tidak memakai hijab dan sekarang kulitnya agak gelap dan berflek, dulu putih loh. Jadi maklumilah kalau saya pangling. Karena pak supir pete-petenya lama nge-tem menunggu penumpang kami pun mengobrol panjang kali lebar. Aduhhhh.... senangnya bertemu ibu guru.
Selama di Makassar kami sekeluarga tiap hari berbuka puasa di luar, wisata kuliner guys. Mengobati rindu akan kuliner-kuliner khas kota Makassar. Apa saja itu? tunggu postingan selanjutnya ya.
Selain buka puasa bersama keluarga, saya juga menyempatkan diri reunian bersama teman-teman SMP.
Lebaran hari pertama kami berkeliling kota Makassar bersilaturahmi ke rumah keluarga. Kami keluarga besar, entah berapa belas rumah yang kami datangi dan tak terbanyangkan betapa kenyang dan begahnya kami. Hehe.. tapi seru karena bisa bertemu kembali dengan om, tante, sepupu, ponakan, dan cucu (hehehe... nenek muda)
Lebaran hari kedua, open house di rumah kami. Giliran keluarga bersilaturahmi, kami menyediakan menu spesial yang tentunya beda dari yang lain. Menu khas Belitung "Rujak Tahu dan Pempek". Subhanallah... betapa ramainya rumah kami. Benar-benar lebaran itu menyambung silaturahim itulah salah satu makna dari lebaran.
Tanjung Pandan
Hari ketiga lebaran, kami bangun pagi-pagi sekali untuk ke bandara. Untuk ke Tanjung Pandan kami harus transit ke Jakarta baru setelah itu ganti pesawat lagi untuk ke Tanjung Pandan. Jika dari Makassar ke Tanjung Pandan, kita harus naik pesawat pagi. Jangan sampai beli tiket yang terlalu siang karena penerbangan Jakarta-Belitung cuma sampai sore hari, ga ada penerbangan malam hari. Kalau jadwalnya terlalu mepet takutnya nanti ketinggalan pesawat, tahu sendiri kan penerbangan pesawat di Indonesia tidak bisa diprediksi.
Tanjung Pandan adalah ibukota dari Kabupaten Belitung. Penggemar Laskar Pelangi pasti tahu tentang Belitung. Belitung adalah kepulauan yang terletak di selatan pulau Sumatera. Belitung merupakan salah satu kabupaten dari provinsi Bangka Belitung. Kepulauan Belitung sendiri terbagi atas dua kabupaten yaitu Kabupaten Belitung dan Kabupaten Belitung Timur.
Oh iya, pasti kalian penasaran mengapa saya harus lebaran di Belitung? hehehe kisahnya sekitar dua tahun lalu pernah saya posting di blog ini, silakan dibaca di artikel ini
Ke Negeri Laskar Pelangi
Ini kali pertama adik saya Rezky beserta istri dan anaknya ke Belitung. Sudah saya duga, begitu menginjakkan kaki di pulau ini mereka langsung menyukainya. Apa sebab?
- Belitung adalah pulau yang menawarkan kedamaian, keamanan, ketentraman, dan ketenangan. Hei... jika kalian stress dengan kehidupan ibukota yang bikin mumet berkunjunglah ke Belitung
- Penduduk Belitung baik, ramah, dan sangat welcome. Begitu pula dengan keluarga baru yang saya dapatkan di Belitung. Walaupun berbeda suku mereka sangat baik dan tidak menganggap kami seperti keluarga sendiri
- Kepulauan Belitung di kelilingi oleh pantai-pantai indah, kalian sudah pasti tahu kan dengan pantai Tanjung Tinggi, pantai itu adalah salah satu objek wisata pantai yang wajib ditangai jika ke Belitung
- Kulinernya enak-enak dan dijamin halal. Makyusss deh pokoknya. Bagi penggemar Kopi dan Seafood inilah surganya.
Selain bersilaturahmi dengan keluarga di Belitung, tentunya kami tak melewatkan kesempatan untuk jokka-jokka alias jalan-jalan ke tempat wisata yang ada di Belitung antara lain: Tanjung Tinggi, Tanjung Pendam, Bukit Berahu, Rumah Buruk alias Sekolah Laskar Pelangi, Kampoeng Ahok, Pulau Pasir, Pulau Lengkuas, dan Pulau Burung. Dan tak lupa kami berburu kuliner khas Belitung. Untuk bahasan ini akan saya buat postingan terpisah ya...
Berlebaran di Tanjung Pandan punya ke-khas-an tersendiri guys.... terutama hidangan yang disajikan. Biasanya kalau di Makassar jika bersilaturahim ke rumah keluarga sajian hidangan lebaran hanya sampai hari ke-2 lebaran. Kalau di Belitung, sampai seminggu lebaran pun tamu yang datang akan disuguhi dengan hidangan khas antara lain pempek, tekwan, mie belitung, rujak tahu, pampi goreng/pampi rebus (semacam kwetiau), dan banyak lagi dan hidangan tersebut disajikan diatas meja rempel. Jadi setiap rumah ada meja rempelnya.
Mudik adalah ritual yang sudah menjadi tradisi bagi masyarakat Indonesia. Dulu saya tak pernah membayangkan bagaimana rasanya mudik. Karena kami sekeluarga berada di kota yang sama. Sekarang kami sudah merasakan bagaimana nikmatnya mudik. Saya menetap di Jakarta, ibu menetap di Tanjung Pandan, adik saya Rezky menetap di Palopo, adik saya yang bungsu Wahyu menetap di Makassar. Bertemu sekali setahun dalam moment yang benar-benar spesial benar-benar sebuah rahmat. Kerinduan setahun terbayar dalam masa dua minggu yang berkualitas. Yes, it's a quality time for my family. Betapa mudik memberikan banyak makna kepada kami. Kebersamaan itu terasa begitu indah, memberikan kebahagian, dan menyadarkan kami pentingnya keluarga dan saudara. Rasa sayang dan kasih itu begitu terasa jika kita awalnya berjauhan dibatasi oleh jarak dan akhirnya bisa dipertemukan kembali. Itu sesuatu yang luar biasa bukan?
Baru kemarin berpisah dan kini saya merindukan kalian...
Ya Allah... semoga Engkau mempertemukan kami dengan Ramadhan dan Idul Fitri tahun depan dalam keadaan sehat dan rezeki yang lapang. Aamiin.