"Karena semua anak terlahir sempurna" adalah tagline dari film Wonderful Life. Senin lalu saya berkesempatan menonton Gala Premiere-nya di XXI Plaza Senayan senin lalu. Film ini dibintangi oleh Atiqah Hasiholan sebagai pemeran utama. Film yang disutradarai oleh Agus Makkie ini berkisah tentang seorang ibu yang memiliki anak penyandang diskleksia (gangguan atau kesulitan belajar yang mempengaruhi kemampuan membaca, menulis dan pengejaan).
Film yang diadaptasi dari kisah nyata dan buku karya Amalia Prabowo yang berjudul sama ini sungguh menyentuh dan memberikan spirit bagi siapapun yang menontonnya terutama bagi orang tua. Mengangkat tema parenting film ini recomended untuk ditonton bersama keluarga.
Penasaran dengan ceritanya? berikut reviewnya :
Judul Film : Wonderful Life
Pemain : Atiqah Hasiholan, Sinyo, Alex Abbad, Lydia Kandou
Sutradara : Agus Makkie
Produser : Rio Dewanto
Skenario : Jenny Jusuf
Ringkasan :
Amalia (Atiqah Hasiholan) adalah orang tua tunggal dari Aqil (Sinyo) berusia 8 tahun. Amalia seorang wanita yang cerdas, berprestasi, dan CEO dari perusahaan periklanan multinasional. Seperti orang tua lainnya, Amalia juga ingin agar Aqil bisa berprestasi di sekolah. Tapi takdir berkata lain jangankan berprestasi, membaca dan menulis pun Aqil mengalami kesulitan karena mengalami disleksia sejak kecil.
Awalnya Amalia tak menerima anaknya menderita disleksia dan bisa mengatasi semuanya. Dokter dan psikolog anak sudah memvonis bahwa penyakit Aqil tidak bisa disembuhkan dan tidak ada obatnya. Amalia tak berhenti begitu saja, dia berusaha mencari berbagai cara untuk bisa menyembuhkan Aqil.
Ditengah kesibukan akan pekerjaannya dan tekanan dari keluarga, Amalia memutuskan untuk melakukan perjalanan ke berbagai tempat yang jauh untuk mencari berbagai pengobatan alternatif buat Aqil. Perjalanan tersebut tak mudah, berbagai kondisi tak terduga mulai terjadi membuat hubungan ibu dan anak ini yang awalnya renggang dan kaku kini semakin dekat. Hingga pelan-pelan Amelia menyadari bahwa dirinya tidak bisa memaksakan kehendaknya begitu saja terhadap Aqil.
Aqil punya dunianya sendiri, kegemaran Aqil akan seni terutama menggambar / doodling tak bisa ditampik oleh Amalia. Dunia menurut Aqil penuh dengan warna dan berbagai hal menarik. Sampai pada suatu titik Amalia menghadapi sebuah kemungkinan bahwa ia akan kehilangan Aqil untuk selamanya. Amalia pun melepaskan kekakuan dan keegoisannya sebagai seorang ibu dan memberikan kepada Aqil kebebasan untuk berkreasi sesuai minat dan bakatnya.
------------------------
Film ini layak untuk ditonton, alasannya :
Ditengah kesibukan akan pekerjaannya dan tekanan dari keluarga, Amalia memutuskan untuk melakukan perjalanan ke berbagai tempat yang jauh untuk mencari berbagai pengobatan alternatif buat Aqil. Perjalanan tersebut tak mudah, berbagai kondisi tak terduga mulai terjadi membuat hubungan ibu dan anak ini yang awalnya renggang dan kaku kini semakin dekat. Hingga pelan-pelan Amelia menyadari bahwa dirinya tidak bisa memaksakan kehendaknya begitu saja terhadap Aqil.
Aqil punya dunianya sendiri, kegemaran Aqil akan seni terutama menggambar / doodling tak bisa ditampik oleh Amalia. Dunia menurut Aqil penuh dengan warna dan berbagai hal menarik. Sampai pada suatu titik Amalia menghadapi sebuah kemungkinan bahwa ia akan kehilangan Aqil untuk selamanya. Amalia pun melepaskan kekakuan dan keegoisannya sebagai seorang ibu dan memberikan kepada Aqil kebebasan untuk berkreasi sesuai minat dan bakatnya.
------------------------
Film ini layak untuk ditonton, alasannya :
- Orang tua biasanya kurang peka terhadap minat sang anak. Mendapat nilai bagus dan berprestasi di sekolah adalah suatu kebanggaan bagi orang tua. Film ini mengajarkan bahwa prestasi akademik bukanlah suatu hal yang mutlak dan harus dipaksakan kepada seorang. Tak melulu harus akademik saja, anak bisa mengembangkan minat dan bakatnya dibidang lain yang ia gemari itu juga bisa membuahkan prestasi
- Setiap orang tua pasti menginginkan yang terbaik untuk sang anak tapi belum tentu yang terbaik menurut orang tua, baik buat sang anak. Memaksa Aqil untuk tetap belajar tetap tak membuahkan hasil apa-apa. Tetapi ketika Amalia mencoba berdamai, Aqil bisa berprestasi dibidang yang ia gemari, doodling
- "Karena semua anak terlahir sempurna". Tak ada anak yang bodoh. Semua anak pandai sesuai dengan bakat dan kegemarannya masing-masing. Mindset "sempurna" dalam pemikiran kaku orang tua yang harus bisa diubah. Ketika bakat dan kegemaran itu digali dan ditekuni bukankah itu akan melahirkan kesempurnaan dan prestasi
- Peran seorang ibu sangat berpengaruh pada perkembangan perilaku dan psikologi sang anak. Sesibuk apapun seorang wanita yang berkarir ketika memiliki anak dia tetap seorang ibu yang selalu memperhatikan anaknya.
- Setiap anak itu unik dan spesial, pola dan cara mendidik bagi tiap anak pun pasti berbeda.
Wonderful Life benar-benar mengaduk perasaan dan memberikan spirit positif bagi siapapun yang menontonnya terlebih bagi orang tua. Makin penasaran kan setelah baca reviewnya :D
Jangan lupa saksikan di bioskop seluruh Indonesia mulai 13 Oktober 2016
8 comments
Bagus mba kyy filmnya...kalo film genre family pasti aq mewek deh...
ReplyDeleteKmrn ntn nya ga ketiduran kan mba?haha
haha... ga ketiduran mbak =))
DeleteFilm ini memang recommended untuk ditonton keluarga.. ^^
ReplyDeletebangetttt :)
DeleteBukunya bikin nangis, liat thrillernya juga aku baper. bagus ya ini recommended banget. makasih ulasannya ya ka Nunu. :*
ReplyDeleteMasama mbak zia
DeleteAkhir pekan kemarin, udah nonton film ini sama keluarga.
ReplyDeleteDan bikin mewek hiks ;-(
iya... bikin mewek ya mbak ;-(
DeleteSilakan Berikan Komentar, Saran, dan Kritik Untuk Postingan Ini, yang sopan ya ^^ dan please jangan spam