Assalamu Alaikum Mentemen...
Setelah setahun kemudian postingan tentang pengalaman umroh akhirnya publish...
Maafkan saya karena hiatus selama hampir setahun...
Tapi tenang meskipun sudah lama, ingatan dan perasaan saya masih sesegar ketika baru pulang dari umroh.
Ya Rahman... Ya Rahim... Ya Mujiib...
Allah
meng-ijabah doa dan kerinduanku untuk suatu saat bisa berkunjung ke kota
tempat hijrahnya Rasulullah SAW. Alhamdulillah!!! Dengan hati yang dipenuhi kerinduan postingan ini saya tulis sebagai memori dan bermanfaat juga bagi kalian yang membacanya.
Day 1 (Jakarta)
Senin, 29 Oktober 2018
Umroh pertama ini saya memakai biro travel umroh dan haji Al-Fatih, perusahaan Umroh yang berpusat di Boyolali, Jawa Tengah
Pasti kalian bertanya kok jauh amat, kenapa ga pake agen travel yang ada di Jakarta saja?
Okeh... di
postingan sebelumnya sudah saya sebutkan bahwa saya daftar umroh barengan ibu saya. Biro travel Al-Fatih ini punya cabang di Tanjung Pandan, Belitung. Karena ibu saya menetap di Belitung dan beliau sudah mendaftarkan diri duluan di travel tersebut maka saya juga daftarnya juga di sana.
Menjelang sore, saya berangkat ke hotel transit di daerah Cengkareng untuk bertemu ibu saya dan jemaah umroh Al-Fatih yang sudah tiba di Jakarta. Kami menginap semalam di hotel transit tersebut sebelum keesokan harinya bertolak menuju Madinah.
Day 2 (Jakarta - Madinah)
Selasa, 30 Oktober 2018
Alhamdulillah... Masha Allah...
Sekitar pukul 11.00 WIB kami bertolak dari Bandara Soekarno Hatta. Sembilan jam berada di pesawat Saudi Airlines yang nyaman dan tanpa transit. Terus terang ini adalah perjalanan dengan pesawat terlama yang pernah saya lakukan. Ngapain saja ya selama 9 jam itu? Alhamdulillah tidak ada rasa bete. Makan, sholat dhuhur dan ashar, baca Al-Quran, dzikir, dan tidur (terus terang saya tipe orang yang sulit tidur jika melakukan perjalanan dengan pesawat, tapi perjalanan kali ini saya bisa tidur dengan nyenyak). Alhamdulillah selama penerbangan kami dimudahkan dan disehatkan, akhirnya tiba di Bandara Internasional Prince Mohammad bin Abdul Azis sekitar pukul 17.10.
Turun dari tangga pesawat, menghirup suasana sore Madinah dengan penuh rasa bahagia dan syukur. Assalamu Alaikum Madinah....
First impression yang diluar ekspektasi. Yup, ekspektasi akan iklim gurun yang panas dan gersang akan negara King Salman ini. Madinah tak sepanas yang saya pikirkan. Suhunya sebelas dua belas dengan Indonesia.
Bandaranya luas, megah, elegan, ditopang dengan tiang peyangga yang mirip pohon kurma. Kami pun melakukan proses imigrasi dengan antrian yang panjang dan mengular. Bukan hanya rombongan jamaah dari Indonesia, dibelakang rombongan kami juga turut mengantri jamaah umroh dari Pakistan. Kami sempat sedikit bertegur sapa dengan bahasa inggris yang seadanya.
|
Suasana loket imigrasi |
|
Yeay... Paspor-ku di cap |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Suasana di luar bandara |
|
Setelah proses imigrasi, kami pun disambut oleh suasana malam Madinah, bus yang menjemput kami sudah menunggu. Saya masih tidak percaya bisa berada di kota dimana Rasulullah hidup dan dimakamkan. Sekitar kurang lebih setengah jam, kami pun tiba di hotel Gloria Al Madinah Al Fayroz Al Massi. Hotel ini setara hotel bintang lima dengan jarak yang cukup dekat dengan Masjid Nabawi, kurang lebih 70 meter dan tentu saja bisa ditempuh dengan berjalan kaki. Setelah mendapatkan kamar dan menyimpan barang-barang, kami pun dipandu oleh pembimbing umroh ke Masjid Nabawi untuk melaksanakan sholat jamak qasar Magrib dan Isya.
|
Pelataran Masjid Nabawi di Hiasi Payung-Payung Megah |
Rasa yang sulit saya ungkapkan dengan kata-kata ketika mulai memasuki pintu gerbang Masjid Nabawi, payung-payung Masjid Rasulullah tersebut menyambut kami dengan megahnya, suasana damai, sejuk, dan religius menembus ke relung hati. Tak terasa air mata haru pun menetes, "saya mengunjugi masjidmu ya Rasulullah.... saya akan shalat 5 waktu disini, Alhamdulillah terima kasih ya Allah telah mengundangku, impianku terkabul, salam dan sholawat senantiasa bagimu Baginda Rasulullah". Sholat pun masih berderai air mata syukur dan bahagia.
Sholat di Masjidku (Masjid Nabawi) lebih utama dari 1000 shalat di Masjid lainnya selain Masjidil Haram.... (HR Ahmad dan Ibnu Majah)
Day 3 (Madinah)
Rabu, 31 Oktober 2018
Berangkat Sholat Subuh, keluar dari hotel kami disambut dengan suhu 18 derajat celcius (Wow.. saya tidak menyangka Madinah akan sedingin ini) dan dengan sedikit hujan gerimis (Yup... hujan guys, kota yang dulu dikenal dengan nama Yastrib ini diguyur hujan. Selama saya berada di Madinah tiada hari tanpa hujan baik dengan intensitas rendah, sedang, bahkan deras). Malam sebelumnya kami menunaikan sholat di pelataran Masjid Nabawi dibawah payung-payung megah. Karena datang lebih awal untuk sholat Subuh kami bisa masuk ke dalam Masjid Nabawi.
Masha Allah, bagian dalam Masjid Nabawi memiliki arsitektur yang sangat indah dan megah. Rasanya adem dan betah berlama-lama didalamnya sambil menikmati segarnya air zamzam. Sholat Subuh berjamaah diimami oleh Imam Besar Masjid Nabawi yang suaranya merdu menembus ke relung qalbu.
Nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan? (Q.S. Ar-Rahman)
|
Bagian Dalam Masjid Nabawi, Masha Allah Cantik |
|
Suasana Masjid Nabawi |
|
Air Zamzam dimana-mana |
Setelah sarapan, kami pun bersiap untuk melakukan tour keliling kota Madinah.
Masjid Quba
Destinasi pertama kami adalah Masjid Quba yang merupakan salah satu masjid agung di Madinah, jaraknya sekitar 5 Km dari tenggara kota Madinah. Masjid ini juga memiliki kedudukan yang tinggi. Rasulullah SAW bersabda :
Barangsiapa bersuci di rumahnya kemuadia datang ke Masjid Quba, kemudian dia mendirikan shalat di sana, maka dia mendapatkan pahala umrah (HR. Ibnu Majah dan lainnya)
Dinamakan Masjid Quba karena masjid tersebut yang pertama kali dibangun oleh Rasulullah dan para sahabat atas dasar ketakwaan. Masjid ini dibangun pada tahun 1 Hijriyah atau 622 Masehi di Quba
Sesungguhnya masjid itu yang didirikan atas dasar takwa (Masjid Quba) sejak hari pertama adalah patut bagimu (Hai Muhammad) bersembahyang di dalamnya. Didalamnya terdapat orang-orang yang ingin membersihkan diri... (At Taubah, 108)
|
Masjid Quba |
Setibanya disana, Masjid tersebut sudah dipadati oleh para jamaah umroh dari berbagai negara. Berkunjung ke Masjid Quba kita disunnahkan untuk sholat dua rakaat. Saking ramainya sholatnya harus antri.
Jabal Uhud
Jabal Uhud adalah bukit yang dijanjikan di surga. Jabal Uhud berjarak 5 Km dari utara kota Madinah dengan ketinggian sekita 1.07 meter. Sebuah tempat yang bersejarah bagi umat Islam karena di lembah gunung ini pernah terjadi peperangan besar antara pejuang Islam dan kaum kafir Quraisy yang dikenal dengan Perang Uhud. Sebuah peperangan dimana 70 pejuang Islam gugur dalam keadaan syahid termasuk paman Rasulullah Hamzah bin Abdul Muthalib.
Masjid Qiblatain
Tujuan ziarah berikutnya adalah Masjid Qiblatain yang dikenal dengan 2 arah kiblat. Masjid ini dulunya bernama Bani Salamah itu menjadi saksi perpindahan arah kiblat kaum muslim yang sebelumnya kiblat kaum muslim adalah Masjidil Aqsa di Palestina menjadi Masjidil Haram di Mekah. Masjid ini terletak di daerah Quba sekitar 7 Km dari masjid Nabawi.
Kebun Kurma
Madinah merupakan daerah yang subur dan dikenal dengan perkebunan kurmanya. Di perkebunan tersebut terdapat toko oleh-oleh dimana segala jenis kurma ada disana, begitu pula dengan oleh-oleh khas timur tengah juga ada disana dengan harga yang cukup murah. Hehehe... jangan sampai kalap kalau datang kesini, apalagi bagi ibu-ibu.
Setelah pulang dari tour, jamaah dibebaskan untuk berkeliling disekitar area Masjid Nabawi, banyak toko disekililingnya. Sholat 5 waktu pun dilakukan mandiri tanpa harus lagi rombongan dan di bimbing.
Raudhah atau Raudhatul Jannah
Raudhah adalah taman surga tempat dikabulkannya doa-doa, letaknya di antara rumah Rasulullah SAW (Sekarang jadi Makam Rasulullah) dan mimbar di Masjid Nabawi. Lokasi Raudhoh berada di dalam area Masjid Nabawi dengan ukuran hanya 22 x 15 meter dan selalu dipadati oleh Jamaah.
Tempat diantara rumahku dan mimbarku adalah Raudhah (taman) diantara taman-taman surga. (HR. Bukhari)
Raudhah adalah tempat yang sangat mulia dimana dahulu Rasulullah SAW melakukan ibadah, memimpin salat, menerima wahyu, dan tempat ibadah para sahabat. Lokasi Raudhah sebenarnya adalah tempat shaf laki-laki dan untuk perempuan hanya dibuka pada jam-jam tertentu. Dengan ukuran yang cukup kecil Raudhah hanya mampu menampung beberapa puluh Jamaah.
Jadwal kami untuk berziarah ke Raudhah adalah pukul 21.00 ba'da shalat Isya. Semakin mendekati Raudhah perasaan semakin mengharu biru. Mengapa? karena sebentar lagi saya akan selangkah lebih dekat dengan Makam Rasulullah dan dua sahabatnya Abu Bakar As Siddiq dan Umar bin Khattab.
Assalamu' alaika yaa Rasulullahi warahmatullahi wabarakatuh. Assalamu' alaika yaa nabiyyallaah. Assalamu' alaika yaa shafwatallah. Assalamu' alaika yaa habiballah
Karena tempatnya kecil, untuk masuk ke Raudhah kita perlu antri. Untuk berziarah ke Raudhah kami di bimbing oleh ustadzah yang sudah belasan tahun tinggal di Madinah dan sering membimbing jemaah perempuan untuk memasuki Raudhah. Masha Allah begitu memasuki Raudhah tempat itu sudah dipadati oleh orang-orang yang melakukan sholat dan berdoa. Ustadzah kami menyarankan jika tak bisa melakukan sholat cukup berdiri dan berdoa saja karena takutnya pada saat melakukan sholat bisa jadi akan terinjak oleh orang lain. Alhamdulillah... Allah mengizinkan dan memudahkan kami berada di shaf pertama melakukan sholat dua rakaat dan berdoa tanpa takut akan terinjak oleh jemaah lain.
Day 4 (Madinah)
Kamis, 1 November 2018
Rencana tour kami dihari ke empat adalah Jabal Magnet, tapi berhubung cuaca tidak mendukung karena Madinah diguyur hujan deras kami batal ke tempat tersebut. Sorenya ketika cuaca sudah cukup cerah destinasinya diganti dengan berziarah ke makam Baqi dan Museum Al-Quran.
Day 5 (Madinah - Mekah)
Jumat, 2 November 2018
Paginya kami sudah packing dan bersiap untuk menuju Mekah. Setelah menunaikan sholat Jumat dan Dhuhur di Masjid Nabawi. Sedih meninggalkan Madinah. Semoga undang saya kembali ya Allah.
Mentemen... sekian sharing pengalaman selama 4 hari di Madinah. Sebuah pengalaman luar biasa. Saya sekarang jadi tahu mengapa Rasulullah menjadikan kota ini sebagai pusat pemerintahan Islam. Karena kota ini adalah kota yang menakjubkan. Yaa Allah... Izinkan hamba kembali lagi
ke Madinah. Aamiin.