Setelah 4 semester harus berjuang bekerja sambil kuliah.
Pulang kerja pukul 5 sore, lalu lanjut ke kampus hingga pukul 09.00 malam bahkan bisa lebih. Belum lagi kalau ada tugas wkwkwk... waktu tidur dan jalan-jalan berkurang.
Kerja sambil kuliah butuh effort yang lebih. Waktu, biaya, energi, otak yang tahu rasanya pasti paham ya.
Apalagi jika lanjutin kuliahnya di usia kepala tiga, weleh-weleh... loading otaknya sudah ga secepat usia 20-an.
Banyak yang mengira saya kuliah buat lanjut ke jenjang S2.
NO!
Hehehe... saya tamatan D3 dan lanjut kuliah S1. Seandainya saya bukan ASN saya ga kepikiran buat lanjutin ke pendidikan sarjana, diploma sudah cukup.
Menjadi ASN di Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian sejak April 2015 membuka cakrawala saya. Yang dulunya tidak pengen kuliah jadi pengen kuliah. Ini berkat dorongan para atasan juga yang selalu memberikan support agar lanjut lagi kuliahnya.
Alhamdulillah, September 2017 saya akhirnya melanjutkan pendidikan saya di Universitas Persada YAI jurusan Sistem Informasi.
Kenapa Sistem Informasi?
Karena waktu D3 dulu jurusan saya Manajemen Informatika, karena jurusan tersebut linear dan demi bisa transfer mata kuliah yang banyak agar nanti lulusnya bisa lebih cepat maka saya ambil jurusan tersebut.
Dua tahun dilalui dengan penuh suka cita dan ada juga dukanya. Tantangannya banyak banget.
Sempat jatuh sakit di awal semester pertama membuat saya empat minggu harus absen. Baru mulai masuk ketika sebentar lagi akan UTS, kebayang ga sih harus ngejar banyak.
Ditambah lagi saya harus beradaptasi dengan lingkungan kampus, dimana sebagian besar teman-teman kuliah selisih usianya jauh di bawah saya. Hadeh... berasa tua banget sih. Agak sulit untuk masuk dan bergaul dengan mereka. Untungnya ada beberapa teman dari kementerian lain yang sepantaran dengan saya, setidaknya bisa lah nge-blend dengan mereka.
Perbedaan lain yang saya rasakan, ketika D3 kuliahnya lebih banyak praktikum di laboratorium komputer. Sedangkan S1, matakuliah yang saya ambil kebanyakan bersifat teori. Sebenarnya senang sih soalnya menjelang semester akhir saya ambil peminatan e-Business dimana mata kuliah untuk peminatan tersebut saya suka banget.
Untuk masalah bayar membayar uang kuliah, waktu D3 dulu masih dibayarin oleh orang tua. Untuk kuliah S1 biayanya rogeh kocek sendiri. Jadi merasakan susahnya ya, kuliah pake biaya sendiri. Untungnya bisa dicicil.
Tantangan lain yang saya hadapi ketika diberi amanah menjadi Bendahara Pengeluaran di Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian. Otomatis kerjaan di kantor menjadi lebih sibuk, sebagai Bendahara baru saya masih harus banyak belajar dan beradaptasi dengan lingkungan kerja yang baru. Apalagi jika awal bulan harus melakukan Laporan Pertanggung Jawaban (LPJ). Tekanannya jauh lebih tinggi, ada saatnya ketika jadwal ujian bentrok dengan deadline pelaporan LPJ sehingga mau tidak mau saya harus mengorbankan ujian untuk menyelesaikan pekerjaan kantor terlebih dahulu. Jadinya ikut ujian susulan.
Selain kuliah saya juga masih sempat-sempatnya ikutan kursus bahasa inggris di EF. Kata adek ipar saya "saya gila" wkwkwkwk...
Ada satu semester dimana benar-benar sangat hectic. Dari senin-jumat full kuliah, tugas-tugas kuliah menumpuk ditambah tugas nulis dari salah satu dosen, di kantor lagi LLAT (Langkah-langkah Akhir Tahun) orang keuangan pasti tahu ini, event workshop blogging, di semester itu juga saya melakukan ibadah umroh, ikutan kursus bahasa inggris, bantuin teman dan saudara yang mau nikah, ditambah lagi masalah pribadi. Alhamdulillah semua terlalui dengan baik, setelah menerima KHS di semester itu saya tak kuasa menahan tangis. Tangis bahagia karena saya BISA melalui semuanya dengan baik. Yup, tahun 2018 adalah salah satu tahun terberat dalam hidup saya.
Pada saat skripsi pun saya masih tetap mengikuti tiga matakuliah yang tersisa agar SKS bisa terpenuhi. Judul skripsi saya tidak jauh-jauh dari kerjaan saya di bagian keuangan yaitu Pengembangan Sistem Informasi Monitoring Penyelesaian Surat Permintaan Pembayaran Berbasis Web Pada Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian. Anak-anak informatika pasti tahulah selain harus nyusun skripsi juga harus membuat sebuah aplikasi. Aplikasi yang saya buat namanya MySPP - Monitoring your SPP dan Alhamdulillah bisa dipakai di bagian keuangan untuk membantu mempermudah pekerjaan teman-teman.
Tahun 2019 tepatnya akhir September, skripsi saya sudah selesai dan sudah melakukan checklist untuk melakukan sidang tugas akhir. Sedihnya, ternyata ada kendala di program studi Sistem Informasi, reakreditasi yang diajukan ke BAN-PT di tolak dan harus mengajukan ulang. Selama proses reakdreditasi tersebut prodi tidak bisa melakukan sidang untuk para mahasiswanya.
Pasti tahulah proses akreditasi itu tidaklah gampang butuh waktu berbulan-bulan apalagi terdapat aturan baru dimana persyaratan untuk akreditasi terdapat penambahan. Apalagi situasi pandemi menyebabkan reakreditasi prodi SI semakin berlarut-larut. Mengumpat-umpat dosen dan rektorat di WAG angkatan sudah sering dilakukan karena kesal tak kunjung sidang, bahkan kami mau melakukan hal yang lebih ekstrem seperti berdemo tapi urung kami lakukan karena berbagai pertimbangan.
Sabar adalah hal yang terbaik yang bisa dilakukan. Awal Januari 2021 kami mendapat kabar dadakan tapi membahagiakan, akreditasi prodi Sistem Informasi sudah disetujui oleh BAN-PT. Alhamdulillah, 8 Januari 2021 akhirnya bisa sidang juga walaupun online via Zoom dan lulus dengan nilai sangat baik dan yudisium di hari yang sama. Akhirnya lulus juga dan dapatin gelar Sarjana Komputer (S.Kom)
Bagaimana dengan wisuda?
Wisuda YAI rencananya akan dilaksanakan tanggal 27 Januari 2021, tapi dibatalkan karena kebijakan PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat) dari Pemprov DKI Jakarta. Sempat diundur beberapa kali akhirnya acara wisuda diselenggarakan tanggal 27 Februari 2021 secara offline di Jakarta Convention Center.
Meskipun wisudanya offline, jangan berpikir wisudanya akan sesemarak ketika sebelum pandemi. Acara wisudanya diadakan dengan protokol kesehatan yang ketat. Tidak ada undangan untuk orang tua ataupun keluarga. Terbatas hanya untuk mahasiswa, keluarga hanya bisa menunggu di parkiran saja. Sedih juga rasanya orang tua tidak bisa hadir, ya tak apalah. Wisudanya dibagi menjadi 2 sesi, sesi pagi dan siang. Wajib menggunakan masker dan duduknya pun berjarak, tidak ada salam-salaman ataupun cipika-cipiki, tidak ada foto-foto bareng. Kurang seru ya. Memang, ini semua gara-gara Coronces!
So... dari rencana awal pengen lulus tepat waktu (maksudnya 2 tahun saja) eh malah lulusnya jadi 3 tahun lebih. Tapi tak apalah yang penting sudah lulus. Alhamdulillah.
Terima kasih kepada :
Allah SWT atas rahmat dan pertolonganNya
Kepada orang tua dan keluarga yang selalu mendoakan dan memberikan support
Buat para dosen atas ilmunya yang bermanfaat
Buat atasan, rekan-rekan kerja, teman-teman satu almamater yang selalu membantu dan memberikan support
So.... planning selanjutnya apa ya?
NIKAH? atau LANJUT S2?
Ada saran?