"Padahal ini ATM di gue, gue pegang. Gue domisili di Bandung, tapi penarikan ini di Surabaya" cuit pemilik akun Twitter @hebosto
Teman-teman ingat tidak dengan kasus transfer janggal yang sempat menghebohkan jagat maya Maret 2022 lalu? Diduga nasabah salah satu bank swasta tersebut kehilangan sejumlah dana di rekeningnya karena skimming atau duplikasi kartu nasabah. Adalagi nih kasus skimming di Sumatera Utara dimana 239 dana nasabah salah satu bank di daerah tersebut raib.
Kasus diatas bukan hal baru, sudah banyak loh korbannya dari kejahatan siber seperti ini. Teman saya dulu juga pernah mengalami kasus serupa, dana di rekening tabungannya berkurang sedikit demi sedikit tanpa disadari. Ketika cetak buku rekening, ternyata uangnya dikuras tiap bulannya. Jika ditotal jadinya puluhan juta rupiah.
Adalagi kasus yang menimpa teman saya yang lain. Dia punya kartu kredit dan jarang memakainya, tiba-tiba muncul tagihan yang cukup besar dan dia mengaku tidak pernah melakukan transaksi tersebut. Yup, kartu kreditnya di bobol.
Kemajuan teknologi dan internet terutama di dunia perbankan memberikan kemudahan para nasabah untuk bertransaksi, sisi lainnya adalah banyaknya PR untuk menyelesaikan masalah keamanan terhadap kejahatan siber.
Darurat! Keamanan Siber Indonesia Masih Rendah
Selama masa pandemi Covid-19 jumlah pengguna internet di Indonesia terus tumbuh pesat. Menurut hasil survei Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) yang dirilis pada bulan Juni 2022, menyebutkan bahwa tingkat penetrasi internet di Indonesia selama 2021-2022 sebesar 77,02%, dimana jumlah penduduk yang terkoneksi internet sebesar 210,026.769 jiwa dari total populasi 272.682.600 jiwa penduduk Indonesia tahun 2021. Dari data tersebut menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara dengan ekonomi digital terbesar di Asia Tenggara. Dengan aktifitas ekonomi nasional di tahun 2021 mencapai USD 70 miliar.
Mencium geliat industri digital di tanah air para penjahat siber pun beraksi dan mengancam dengan seribu satu cara. Serangan siber pun juga meningkat dengan signifikan. Menurut data dari Reboot Digital PR Service, skor bahaya siber di Indonesia mencapai skor 82,8 dari skala 0 sampai dengan 100 sehingga Indonesia termasuk ke negara dengan tingkat keamanan siber yang rendah.
Menurut catatan Kaspersky, Indonesia menghadapi lebih dari 11 juta serangan siber pada kuartal pertama 2022. Selama periode Januari hingga Maret 2022, perusahaan keamanan siber ini mendeteksi dan memblokir 11.902.558 ancaman siber yang berbeda. Jumlahnya meningkat 22 persen dibanding periode yang sama tahun lalu. Berdasarkan data statistik Kaspersky, Indonesia berada di urutan teratas di wilayah Asia Tenggara dan 60 di dunia dalam hal bahaya yang ditimbulkan dari berselancar di internet.
Maraknya kejahatan siber tentunya menimbulkan kerugian bagi korban. Internet Crime Complaint Center (IC3) nilai kerugian akan kejahatan siber terus meningkat, dimana tahun 2021 kerugian mencapai USD 6,9 miliar. Rata-rata peningkatan kerugian tersebut sebesar 51,7% per tahun.
Mengenal Kejahatan Siber
Kejahatan siber atau cyber crime adalah berbagai kejahatan yang dilakukan secara online. Menurut buku Pengantar Teknologi Informasi (2020) karya Dasril Aldo dkk, kejahatan siber adalah kejahatan yang ditimbulkan karena pemanfaatan teknologi internet. Sedangkan definisi kejahatan siber menurut Encyclopaedia Britannica adalah penggunaan komputer sebagai alat untuk meraih tujuan ilegal seperti penipuan, perdagangan konten pornografi anak, pencurian identitas, serta pelanggaran privasi.
Kejahatan siber bisa menimpa siapa saja, baik itu individu, instansi pemerintah, organisasi, ataupun perusahaan dan bisa terjadi kapan pun. Kerugian yang dialami oleh sang korban bisa bersifat materil dan non materil, bahkan bisa keduanya. Hal yang paling parah adalah jika mengalami kerugian secara finansial.
Kejahatan siber bisa dilakukan oleh indivitu ataupun tim, tentunya mereka yang sudah ahli dalam teknik hacking. Kejahatan siber bisa dilakukan dari berbagai tempat berbeda di waktu bersamaan. Beragam motif seseorang ataupun sekelompok orang melakukan kejahatan siber, entah hanya karena iseng, balas dendam, ataupun memang punya tujuan jahat untuk merugikan korbannya.
Beberapa jenis kejahatan siber yang sering terjadi saat ini, antara lain:
1. Identity Theft (Pencurian Identitas)
Seperti namanya, jenis kejahatan siber dilakukan dengan mencuri identitas korban. Pelakunya meretas sebuah website dengan mengakses server website untuk mendapatkan informasi pribadi yang tersimpan. Biasanya pelaku menyasar toko online, website yang memiliki keanggotaan, dan website lainnya dimana terdapat banyak data pribadi didalamnya.
Patut diwaspadai juga saat mengakses situs abal-abal dan kemudian sengaja ataupun tidak sengaja memberikan data pribadi kedalam situs tersebut padahal sebenarnya situs tersebut milik pelaku kejahatan siber.
2. Carding (Pembobolan Kartu Kredit)
Jenis kejahatan siber dimana pelaku membobol kartu kredit korban dengan mencuri data informasi kartu kredit dan menggunakannya untuk kepentingan pribadi. Ada banyak cara untuk melakukan carding antara lain dengan phising (mengelabui dan mengambil data pribadi). memasang malware di toko online, atau membeli informasi dari pasar gelap.
Carding adalah jenis kejahatan siber yang sering terjadi, korban tidak segera menyadari kartu kreditnya terpakai, tiba-tiba muncul tagihan yang sangat besar. Seperti yang dialami teman saya.
3. Corporate Data Theft (Pencurian Data Perusahaan)
Mirip dengan identity theft, tapi jenis kejahatan siber ini mencuri data perusahaan. Pelaku meretas website perusahaan dan mencuri data-data penting.
4. Cyber Extortion
Kejahatan siber ini berupa pemerasan yang bisa menimpa perusahaan atau pribadi. Setelah pelaku mencuri data penting, dia pun meminta uang tebusan. Pelaku menggunakan malware ransomware ke perangkat korban dan mengendalikan data di dalamnya. Pemilik tidak dapat mengakses data tersebut tanpa menggunakan sandi dari pelaku. Untuk mendapatkan sandi, korban harus memberikan uang tebusan.
5. Cyber Espionage
Cyber Espionage merupakan kejahatan siber dimana pelaku memata-matai target tertentu secara online menggunakan teknologi canggih memanfaatkan spyware. Aplikasi ditanam di komputer korban sehingga semua aktifitas dan data penting dapat diakses tanpa disadari.
Berbagai Aksi Kejahatan Siber Perbankan
Salah satu kejahatan siber yang memberikan kerugian yang besar kepada korban adalah dalam dunia perbankan. Kerugian finansial yang cukup besar bisa dialami oleh nasabah tanpa disadari. Agar menjadi nasabah bijak, kita perlu tahu jenis aksi kejahatan siber perbankan dan cara menghindarinya.
1. Phising
Kejahatan siber biasanya bermula dari phising dan menjadi favorit para hacker. Data yang biasanya disasar adalah data pribadi, data akun, dan data finansial. Biasanya pelaku phising menyamar menjadi pihak berwenang atau lembaga resmi.
Cara terhindar dari phising:
- Selalu cek siapa pengirim e-mail. Harap berhati-hati jika mendapatkan e-mail dari pengirim yang mencurigakan, pastikan bukan e-mail palsu.
- Jangan asal klik link yang diterima. Sebelum klik, pastikan link tersebut aman. Caranya arahkan kursor mouse ke link (tanpa di klik), maka akan muncul informasi URL dari link tersebut. Pastikan URL yang tercantum disitu mengarah ke website asli.
- Pastikan keamanan website yang diakses. Lakukan transaksi pada website yang menggunakan SSL, cirinya adalah muncul ikon gembok dari protokol HTTPS
- Gunakan browser versi terbaru
- Waspada ketika dimintai data pribadi
- Cek akun online secara rutin
- Gunakan Two-Factor Authentication. Sistem ini memliki 2 langkah verifikasi yaitu dengan password dan nomor ponsel
- Lakukan scan malware secara berkala
Biar makin paham yuk nonton video di bawah ini 👇
Sumber Video: Channel Youtube BRI
2. Skimming
Menggandakan data nasabah melalui mesin ATM yang menggunakan alat skimmer. Cara pencegahan skimming sebagai berikut:
- Tutupi dengan tangan saat memasukkan PIN ke mesin ATM
- Periksa ATM yang akan digunakan sebelum memasukkan kartu. Apakah terdapat benda atau alat mencurigakan. Jika menemukan, sebaiknya jangan menggunakan ATM tersebut dan laporkan ke security atau pihak bank
- Perhatikan lokasi ATM. Biasanya pelaku mengincar ATM yang berada di daerah sepi dan tidak diawasi secara ketat dan tidak terdapat CCTV.
- Ganti PIN secara berkala
- Ganti kartu ATM menjadi kartu berbasis chip
3. One Time Password (OTP)
One Time Password adalah sebuah kode yang dikirimkan melalui pesan singkat (SMS) atau e-mail sebagai langkah awal memperkuat autentifikasi sesudah memasukkan user id dan password. Kode ini biasanya digunakan untuk aplikasi e-wallet, e-commerce, dan transaksi perbankan. OTP hanya bisa digunakan sekali dan berlaku dalam durasi waktu tertentu. Untuk menghindari modus penipuan melalui kode OTP, lakukan beberapa hal berikut:
- Jangan bagikan kode kepada siapapun
- Pakai fitur Two-Factor Authentication
- Waspada terhadap call/SMS forwarding. Modus ini meminta pengguna memasukkan kode tertentu di smartphone untuk diteruskan kepada oknum penipu. Forwarding biasanya diawali dengan kode *21* diikuti dengan nomor telepon yang dituju
4. Vishing (Voice Phising)
Pelaku menghubungi korban melalui telepon dan mengaku dari pihak bank. Berikut tips agar terhindar dari modus voice phising:
- Waspada dan tetap tenang jika menerima panggilan yang mencurigakan
- Jangan merespon atau menjawab pertanyaan dari penelpon tersebut
- Jangan pernah memberikan informasi yang sifatnya pribadi seperti nomor rekening, nomor kartu dan CCV, user id, pin, dan password
5. SIM Swap
Pencurian data dengan mengambil alih nomor HP untuk mengakses akun perbankan korban. Berikut tips mencegah SIM Swap:
- Jangan memberikan data finasial kepada siapa pun
- Ganti secara berkala semua jenis password
- Stop mengumbar data pribadi di media sosial
- Jangan menginput data pribadi di situs palsu
- Aktifkan notifikasi perbankan melalui e-mail atau SMS
Bertransaksi Aman dengan BRI
Saya menjadi nasabah BRI sudah lebih dari 7 tahun. Alhamdulillah sampai saat ini aman-aman saja selama saya bertransaksi. Untuk meminimalisir ancaman siber, BRI memanfaatkan teknologi terkini dengan menggunakan AI (Artificial Intelligence) untuk memahami pola-pola fraud & threat yang terjadi, sehingga BRI dapat memberikan tindakan preventif serta respon cepat dan tepat untuk menghadapi resiko-resiko kejahatan siber seperti pencurian data.
Untuk perlindungan dan tata kelola data, BRI memiliki tata kelola yang baik dan mengacu pada standar internasional serta membentuk organisasi khusus yang menangani information security yang dikepalai oleh Chief Information Cyber Security yang memiliki pengalaman dan keahlian di bidang cyber security.
Sumber Gambar: Pontianak Pos
BRI pun selalu memberikan edukasi kepada nasabah baik secara langsung di cabang BRI dan juga di berbagai media sosial seperti facebook, twitter, dan instargram) serta media cetak. Untuk tata kelola pengamanan informasi, BRI sudah mengacu pada NIST Cyber Security Framework, standar internasional, PCI DSS (Payment Card Industry Data Security Standard) dan kebijakan regulator POJK.
NIST framework (identity, protect, detect, recover,respond) ini pun sudah dilakukan pengembangan teknologi untuk meminimalisir resiko kebocoran data nasabah dengan mencegah, mendeteksi, dan memonitor serangan siber.
Terlepas dari fasilitas, layanan, dan teknologi yang ditawarkan oleh BRI, kita sebagai nasabah bijak punya andil untuk menjaga kerahasiaan data pribadi dan data perbankan. Setuju?
Nah, buat teman-teman yang punya media sosial ataupun blog bisa nih ikutan seperti saya menjadi penyuluh digital dengan menyampaikan informasi-informasi terkait keamanan bertransaksi agar masyarakat Indonesia bisa teredukasi dan terhindari dari kejahatan siber.
Semoga bermanfaat!
Sumber:
- Kasus Skimming, Uang 239 Nasabah Bank Ini Raib : Okezone Economy
- Kaspersky Mencatat Indonesia Hadapi 11 Juta Serangan Siber pada Kuartal Pertama 2022 (cloudcomputing.id)
- https://www.idxchannel.com/idxc-live/video-1/keamanan-siber-indonesia-terendah-di-asia
- https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2022/05/09/kerugian-akibat-kejahatan-siber-capai-us69-miliar-pada-2021
- https://www.niagahoster.co.id/blog/pengertian-cyber-crime/
- https://www.kompas.com/skola/read/2022/04/25/100000169/cyber-crime--definisi-jenis-dan-contohnya?page=all
- https://flip.id/blog/mengenal-kode-otp-dan-cara-menghindari-penipuan
- https://indonesiabaik.id/infografis/yuk-cegah-sim-swap
- https://nasional.tempo.co/read/1637913/komisi-iv-tegaskan-permentan-102022-tidak-hapus-pupuk-subsidi
60 comments
Saya pun salah satu korban skimming, nyaris 6 juta sempat hilang. Penarikan dilakukan di Italia. Namun, alhamdulillah uang bisa kembali setelah dilaporkan ke bank dan memberi bukti-bukti yang diperlukan
ReplyDeleteAlhamdulilah uangnya bisa kembali ya mba
DeleteAlhamdulillah ya mba kalau masih bisa balik. Biasanya udah susah kalau sudah kena skimming
DeleteBanyak sekali perkembangan zaman now ya .. begitu pula perkembangan kejahatan. Betul2 kita tidak boleh berhenti belajar, perluy selalu mencari tahu,
ReplyDeleteBetul kak, itu penting literasi digital
DeleteKejahatan digital jaman sekarang sangat meresahkan. Ya ampun, uang tabungan bisa amblas salam sekejap hanya kita lalai ketika membagikan informasi data pribadi ya. Itu yg harus kita waspadai mulai sekarang
ReplyDeleteBetul mba, kita harus lebih waspada saat ini
DeleteSelain memahami apa saja yang termasuk kejahatan siber, perlu juga ya Mbak Nu bagi para nasabah untuk rutin mencheck tabungannya dalam bentuk print, atau ada waktu berkala deh ya lihat total nominalnya.
ReplyDeleteMungkin bagi orang yang sudah sepuh, tidak terlalu memperhatikan hal ini, perlu bantuan anak²nya untuk rutin mencheck saldo tabungannya
Setuju nih mba, harus rutin ngecek saldo terakhir ataupun cetak buku tabungan ataupun rekening koran
DeletePaling santer sekarang phising ya. Terus banyak pula yang mengatasnamakan BRI. Tapi sengaja banget phisingnya dengan typo dimana-mana
ReplyDeleteIya praktek phising tuh wajib kita kenali dan waspadai mba
DeleteIndonesia darurat kejahatan cyber ya mbak
ReplyDeleteKita harus makin waspada melindungi data data pribadi kita agar tidak menjadi korban kejahatan cyber
yup betul sekali mba, selain memperkuat keamanan siber, masyarakatnya pun perlu di edukasi
DeleteKita memang harus di eduaksi dengan hal ini agar melek kejahatan siber yang semakin merajalela
ReplyDeleteIya mba betul
Deletewah ngeri banget ya, mbak itu uangnya tiap bulan berkurang entah gimana caranya penipunya itu ngambil uang nasabahnya itu. memang kita harus benar-benar hati-hati ya kalau berhubungan dengan rekening ini
ReplyDeleteiya mba, secara ga sadar duitnya digerus
DeleteSuka miris deh kalo lihat data keamanan siber kita dibobol. Bahkan berulang kali. Untungnya ada beberapa aplikasi yg aware terhadap keamanan siber ya, salah satunya yah BRI ini.
ReplyDeleteIya betul mba, keamanan siber perbankan perlu ditingkatkan ya dengan mengadopsi teknologi terkini
DeleteSuami saya pernah dibobol kartu kreditnya, saat itu kami sedang tinggal di Amerika untuk studi suami. Kartu dibobol lokasi di Indonesia untuk bayar listrik, jajan pizza, belanja..hingga sejumlah 2 juta rupiah. Lapor ke bank dan dan akhirnya diganti, suami saya pun menutup kartu kredit itu. Senangnya jika untuk perlindungan dan tata kelola data, BRI memiliki tata kelola yang baik dan mengacu pada standar internasional serta membentuk organisasi khusus yang menangani information security
ReplyDeleteMesti kudu ati-ati banget sih dalam menghadapi kejahatan siber di sektor perbankan. Apalagi kalo pikiran lagi ga fokus, kadang masih suka kecolongan
ReplyDeleteIya Mbak Nu, semakin canggih ternyata kejahatan juga ngikutin. Melek dan paham apa yang kita lakukan memang sudah seharusnya. Semoga kita dijauhkan dari kejahatan siber yaaaa
ReplyDeleteMemang Kita perlu waspada tentang kejahatan siber ini ya Mba, kejadiannya terjadi ama saudara saya yang ditipu dengan alasan kelebihan transfer, ternyata setelah dicek nggak ada yang transfer, saudara saya udah keburu transfer orang tadi. Modusnya sekarang Kian beragam, bahaya banget ya. Jadi Kita harus lebih hati-hati
ReplyDeletemantaaaaap mbak nunu artikelnya, karena memang ini lagi marak banget kejahatan siber ini, kemarin aku samapai di wa 4 orang dari "bank yang sama" tapi langsung kuabaikan karena aku merasa gak pakai bank itu
ReplyDeletewaspada dan waspada ya mbak, saat ini penipuan semakin canggih, mereka juga mengikuti teknologi, ada aja caranya untuk mengambil celah, yang pasti kita sebagai nasabah tetap waspada dan tidak mudah emmberikan data pribadi ke umum
ReplyDeleteKadang kala, menjadi orang yang tidak reaktif terhadap suatu berita itu, bagus juga yaa..
ReplyDeleteKebayang dengan kemudahan sosial media dan informasi zaman sekarang, semakin banyak pula kejahatan siber yang terjadi. Dari mulai Phising, Skimming, OTP, Vishing dan SIM Swap.
Semuanya kudu waspada dan menjadi nasabah bijak agar terhindar dari bahaya kejahatan siber.
saya juga menggunakan bank ini, sangat mempermudah proses transaksi urusan keuangan saya. saya baru tahu beberapa jenis kejahatan siber yang sering terjadi berkat artikel mba Nunu
ReplyDeleteKejahatan cyber ini sebenernya bikin orang makin mudah membobol, pengamanannya kudu ketat biar ngga kebobolan, dan kudu terus mengikuti perkembangan teknologi.
ReplyDeleteSyukurlah sekarang BRI sudah memperbarui sistem keamanannya biar makin canggih.
kejahatan siber itu banyak banget ya jenisnya, kalau gak peduli bisa jadi korban ya, seraaam.
ReplyDeletesemoga semakin banyak yang sadar kalau yang diterimanya itu bohongan, jangan mudah percaya atas iming-iming hadiah ataupun infomasi yang tidak akurat.
Semoga kita terhindar dari kejahatan siber ya mba.. yg trpenting harus hati2, tau media sosial BRI, call center jadi gak bisa tertipu
ReplyDeleteNah yang selalu bikin khawatir memang soal kejahatan siber dunia perbankan ya mbak, selalu was-was kalau menimpa kita, gimana rasanya jadi korban kalau tabungannya raib begitu saja. Mudah-mudahan sistem keamanan perbankan di Indonesia makin kuat yaaa
ReplyDeleteMemang harus waspada dan melek informasi ya mbak.. Biar tidak mudah terjebak dengan modus kejahatan siber yang semakin banyak dan canggih...
ReplyDeleteKejahatan siber memang merajelela. Sosialisasi semacam ini harus terus menerus karena modus kejahatan berkembang. Kita juga kudu waspada dengan modus-modusnya. Makasih udah sharing, Mbak.
ReplyDeleteSebagai nasabah kita juga kidi memahami segala bentuk kejahatan perbankan. Ini kudu dipelajari sehingga memudahkan kita untuk mengetahui ciri ciri orang yang ingin melakukan kejahatan perbankan yes. Literasinya kudu diupdate terus
ReplyDeleteDuh, serem kalau rekening atau kartu kredit sampai dibobol gitu. Para penipu dan penjahat itu juga gercep banget nyari korban. Kita follow atau mention akun bank tertentu pun adaaa aja yang langsung japri ngaku-ngaku sebagai CS bank tersebut.
ReplyDeleteKita harus mampu Menjadi nasabah yang Bijak agar terhindar dari kejahatan ciber ya mbak
ReplyDeleteKejahatan siber memang mengkhawatirkan, apalagi untuk situs yg memiliki merk eksis. Keamanan data menjadi tanggung jawab bersama.
ReplyDeleteAkhir -akhir ini aku lagi sering nerima email pemberitahuan untuk hati-hati dan waspada terhadap penipuan siber, phising, dll, dari beberapa bank yang aku gunakan. Tapi emang bahaya bnget sih, ga kelihatan fisiknya soalnya kan
ReplyDeletengeri banget ya sekarang kejahatan siber, temanku pernah akunnya kena hack dan hilang semua kenangan di fb-nya
ReplyDeletePerlu hati-hati banget mahh ya sekarang, jadi keinget berita yang belum lama ini, yang pasangan kelihangan 1M ituu.
ReplyDeleteIdentitas diri ini sebenarnya yang perlu dijaga baik-baik, gak sembarang kasih ke orang yang gak dikenal. Apalagi kalau sampai minta informasi bank yang kita miliki, marak banget sekarang tuh dan dari kita juga mesti hati-hati banget..
ReplyDeleteSekarang kejahatan cyber semakin merajalela. Teman saya uangnya 130 juta lenyap begitu saja. Terimakasih info nya berguna banget.
ReplyDeleteMemaang ya sekarang kita jadi nasabah harus melek juga agar tidak kena kejahatan siber perbankan.
ReplyDeleteSekarang ada lagi sistem penipuan baru, Mbak. Mereka mengirim wapri dengan dalih perubahan biaya admin, dengan pilihan antara ya dan tidak. Abaikan waprinya, kalau perlu blokir. Teman saya sudah tertipu.
ReplyDeleteAduh emang ngeri-ngeri cerita syber criminal sekarang ya.Makanya aku aku minta dikirim sms banking tiap ada transaksi dan rutin ngprint buku tabungan.
ReplyDeleteBanyak sekali kejahatan dalam melakukan aktivitas Cyber ya mbak . Semoga selalu ada dalam lindungan Allah. Aamiin
ReplyDeleteLink-link yang beresiko modus phising berseliweran di grup2 keluarga. Wkwkwk. DIbilangin berulang juga muncul lagi. Jadi kadang parno kalo ada apa2 di grup keluarga. berusaha gak buka. haha...
ReplyDeleteLink-link yang beresiko modus phising berseliweran di grup2 keluarga. Wkwkwk. DIbilangin berulang juga muncul lagi. Jadi kadang parno kalo ada apa2 di grup keluarga. berusaha gak buka. haha...
ReplyDeleteSemakin canggih teknologi, semakin wajib pula kita untuk berhati-hati. Nah, PR banget nih buat kita untuk mengedukasi orangtua, keluarga, termasuk teman-teman, untuk mengetahui seperti apa sih hal-hal yang membahayakan rekening kita, jangan asal klik link, dan sebagainya. Mengingat untuk urusan seperti ini, kita yang sehari-hari terpapar berbagai edukasi kejahatan siber inilah yang lebih paham dibanding mereka.
ReplyDeleteWah Phising itu di Indo masih banyak yang tertipu ya. Oiya aku ada pengalaman, mantan ARTku pernah kayak kehipnotis gitu via telepon. Gelagatnya aneh banget. Sampe pas aku angkat langsung si penipu, terus aku tanyain pertanyaan telak, kiceup langsung ditutup
ReplyDeleteJadi nasabah kudu waspada.
ReplyDeleteSemoga rezekinya selalu berkah.
Kita jg dilindungi Allah
Aamiin aamiin ya robbal alamiinn
Kita wajib mengedukasi keluarga jika kita telah paham mengenai kejahatan siber ini.
ReplyDeleteSIM swap itu termasuk yang menyeramkan ya Mbak, karena sebagian aktivitasnya di luar kontrol kita, Sedangkan sekarang semua OTP masuk ke HP. Semoga kita semua terlindung dari kejahatan semacam ini. Yang terpenting, jangan mudah memberikan data pribadi kepada pihak atau aplikasi tak dikenal.
ReplyDeleteLink phising nih seliweran di mana2 dengan beraneka kemasan. Mesti waspada. Apalagi di grup WA keluarga. Hedehhhh banyak. (Wid)
ReplyDeleteSaya pengguna BRI mba sering mendapatkan sms atau wa yang mengatasnamakan BRI dengan meminta untuk ditelepon atau mengklik link, tapi saya selalu abaikan dan blok. jadi wajib banget hati2 untuk tidak asal klik ketika ada yang mengirimkan link
ReplyDeleteIya nih mesti lebih melek teknologi apalagi dunia cyber crime biar kita nggak jd korbannya
ReplyDeleteSekarang makin canggih perkembangan digital semakin canggih juga pelaku kejahatan mencari celah. Makanya kuta juga harus berhati2 dan perhatikan ketika ke mesin atm. Aware dengan keadaan sekitarnya, ibu saya juga pernah jadi korban spt ini dan tidak bisa balik uangnya.
ReplyDeleteBetul sekali kak Kita harus menjadi nasabah yang Bijak Dan smart agar terhindar dari kejahatan cyber ya
ReplyDeleteSerem banget, kak Nunu.
ReplyDeleteMendadak ada yang bua transaksi atas nama kita. Aku jadi inget kalau sudah ada peringatan dari Bank tempatku menabung untuk secara regularly mengganti kartu ATM. Ternyata ini pentingnya yaa..
Terimakasih informasinya kak Nunu.
Jaman now ya kejahatan siber makin banyak. Sebagai nasabah bank terutama, kita kudu melek literasi perbankan biar nggak kena tipu-tipu. Makasih ya artikelnya bermanfaat sekali.
ReplyDeleteSilakan Berikan Komentar, Saran, dan Kritik Untuk Postingan Ini, yang sopan ya ^^ dan please jangan spam